9 Update Timur Tengah: Arab Kompak Lawan Trump-Bomber Nuklir Wara-wiri

16 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Perkembangan terbaru terus muncul dalam perang antara Israel dan milisi Hamas di wilayah Gaza, Palestina. Kondisi geopolitik semakin panas setelah Presiden AS Donald Trump mengambil langkah untuk mencaplok Gaza dan mengusir seluruh warga wilayah itu dari Tanah Airnya.

Berikut perkembangan terbaru konflik tersebut dikutip dari berbagai sumber, Jumat (21/2/2025):

1. Raja Salman Kumpulkan Negara Arab Lawan Trump

Sejumlah pemimpin negara Arab berkumpul di Arab Saudi. Mereka berkumpul untuk untuk menyusun rencana pemulihan Gaza yang bertujuan untuk melawan usulan Presiden Donald Trump agar Amerika Serikat (AS) mengendalikan wilayah tersebut dan mengusir penduduknya.

Mengutip AFP, negara-negara yang bertemu di Arab Saudi adalah enam negara anggota Dewan Kerjasama Teluk bersama dengan Mesir dan Yordania. Dalam sebuah catatan pertemuan, isu membangun kembali Gaza akan menjadi isu utama, setelah Trump mengutip rekonstruksi sebagai pembenaran untuk merelokasi penduduknya.

Sumber Saudi mengatakan pembicaraan akan membahas 'versi rencana Mesir'. Namun mantan diplomat Mesir Mohamed Hegazy menguraikan sebuah rencana dalam tiga fase teknis selama periode tiga hingga lima tahun.

"Tahap pertama, yang berlangsung selama enam bulan, akan difokuskan pada pemulihan awal dan pemindahan puing-puing," katanya.

Yang kedua akan memerlukan konferensi internasional untuk memberikan rincian rekonstruksi. Tahapan ini akan fokus pada pembangunan kembali infrastruktur utilitas.

"Dan yang terakhir akan memerlukan perencanaan kota, rekonstruksi perumahan, penyediaan layanan dan pembentukan jalur politik untuk melaksanakan solusi dua negara," tambahnya.

Lebih lanjut, Hegazy juga rencana tersebut akan terdiri dari para ahli yang akan secara politik dan hukum berada di bawah Otoritas Palestina. Hamas juga disebutnya akan diharuskan mundur dari panggung politik dalam periode mendatang.

"Rencana tersebut juga berupaya untuk mengatasi masalah rumit pengawasan pasca perang untuk Gaza, yang telah dikuasai Hamas sejak 2007 dengan pemerintahan Palestina yang tidak berpihak pada faksi mana pun," ujarnya.

Meski begitu, hasil pertemuan di Riyadh ini tidak akan diputuskan segera. Nantinya, apa yang diputuskan dalam forum ini akan muncul dalam agenda pertemuan puncak darurat Liga Arab yang akan diadakan di Mesir pada tanggal 4 Maret.

Seorang diplomat Arab yang paham dengan urusan Teluk mengatakan kepada AFP bahwa tantangan terbesar yang dihadapi rencana Mesir adalah bagaimana membiayainya. Apalagi, kerusakan infrastruktur di Gaza telah mencapai lebih dari 70%.

Sebelumnya, Trump telah menegaskan kembali pernyataannya untuk mencaplok Gaza dan membuatnya menjadi Riviera Timur Tengah, namun dengan mengusir warga wilayah pesisir Palestina itu. Senin pekan lalu, ia mengatakan bahwa pihaknya berkomitmen untuk "membeli dan memiliki" Gaza serta meningkatkan tekanan pada Yordania dan Mesir yang menentang rencana itu, termasuk dengan ancaman sanksi keuangan.

2. Netanyahu Hajar Tepi Barat 

Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan operasi intensif militer di Tepi Barat yang diduduki, Jumat. Hal ini dilakukannya setelah tiga bus meledak di Israel Tengah pekan ini.

Mengutip AFP, Kantor Netanyahu mengatakan di media sosial pada Jumat pagi bahwa ia telah menyelesaikan penilaian keamanan dengan pejabat tinggi. Netanyahu kemudian memerintahkan operasi kontra terorisme baru serta meningkatkan keamanan di kota-kota Israel.

"PM telah memerintahkan IDF (militer) untuk melakukan operasi intensif terhadap pusat-pusat terorisme di Yudea dan Samaria," kata kantor Netanyahu di X, menggunakan istilah alkitabiah untuk Tepi Barat.

"PM juga memerintahkan Polisi Israel dan ISA (badan keamanan internal) untuk meningkatkan aktivitas pencegahan terhadap serangan tambahan di kota-kota Israel," tambahnya.

Perintah ini dikeluarkan Netanyahu setelah tiga perangkat meledak di bus-bus di kota Bat Yam pada Kamis malam. Sejauh ini, masih ada dua bom yang dalam proses penjinakan oleh tim penjinak bom, dengan dilaporkan tidak ada korban atas kejadian itu

Pasukan keamanan dan unit penjinak bom terlihat oleh seorang jurnalis AFP saat mereka memeriksa sisa-sisa bus yang hancur. Media Israel mengatakan bahwa pengemudi bus di seluruh negeri telah diminta untuk berhenti dan memeriksa kendaraan mereka untuk mencari alat peledak tambahan.

"Unit penjinak bom polisi sedang memindai benda-benda mencurigakan lainnya. Kami menghimbau masyarakat untuk menghindari area tersebut dan tetap waspada terhadap benda-benda mencurigakan," timpal Kepolisian Israel.

Menteri Pertahanan Israel Katz menduga bom itu dilakukan kelompok-kelompok 'teroris Palestina'. Ia pun memerintahkan peningkatan operasi untuk menggagalkan terorisme di kamp-kamp pengungsi Tepi Barat, khususnya Tulkarem.

Militer telah melakukan penggerebekan hampir setiap hari di kota-kota dan kamp-kamp Tepi Barat selama beberapa minggu ini yang menargetkan militan Palestina. Banyak warga sipil Palestina juga tewas dalam penggerebekan tersebut, sementara pasukan keamanan Israel telah menghancurkan rumah-rumah dan infrastruktur.

Kekerasan di Tepi Barat, yang telah diduduki Israel sejak 1967, telah meningkat sejak pecahnya perang di Jalur Gaza pada Oktober 2023. Setidaknya 897 warga Palestina termasuk militan telah dibunuh oleh pasukan Israel atau pemukim di Tepi Barat sejak perang Gaza dimulai.

Di sisi lain, setidaknya 32 warga Israel, termasuk beberapa tentara, tewas dalam serangan atau konfrontasi Palestina selama operasi Israel di Tepi Barat selama periode yang sama, menurut angka resmi Israel.

3. Bomber AS Terbang ke Timur Tengah

Militer AS telah melaksanakan Misi Gugus Tugas Pengebom kedua di Timur Tengah untuk kedua kalinya dalam 48 jam. Hal ini disampaikan Komando Pusat Amerika Serikat (CENTCOM) pada hari Kamis..

Dalam informasi yang dibagikan CENTCOM dan dikutip Al Arabiya, dua pesawat pengebom B-52 terbang dari RAF Fairford, Inggris. Pesawat itu terbang melintasi Eropa dan enam negara mitra di Timur Tengah, yang meliputi pengisian bahan bakar udara dan misi pelatihan di lapangan tembak.

Satu negara mitra, yang tidak disebutkan namanya, menyediakan pengawalan pesawat tempur bagi para pengebom selama misi tersebut.

"Misi tersebut adalah untuk menunjukkan kemampuan proyeksi kekuatan dan integrasi negara mitra di kawasan tersebut," kata CENTCOM.

Misi serupa dengan juga dilakukan Selasa lalu. Dua pesawat pengebom B-52 dari pangkalan Inggris yang sama membawa mereka melintasi sembilan negara di wilayah tanggung jawab CENTCOM.

Misi tersebut meliputi pengisian bahan bakar udara dan pengiriman amunisi aktif, dengan F-15 Amerika dan pesawat tempur dari empat negara mitra mengawal para pengebom tersebut.

Penerbangan ini sendiri dilakukan saat sejumlah negara Timur Tengah berkumpul di Arab Saudi untuk melawan rencana Presiden AS Donald Trump untuk mencaplok wilayah Gaza, Palestina. Diketahui, wilayah itu telah hancur karena perang antara Israel dengan milisi penguasa wilayah itu, Hamas.

Sejauh ini, sejumlah negara Arab seperti Mesir dan Yordania telah menolak rencana itu. Hal ini disebabkan niatan Trump yang juga ingin menggeser warga Gaza dari tanah airnya untuk memuluskan pencaplokan itu.

4. Hamas Umumkan Nama Tawanan Israel yang Akan Dibebaskan

Sayap bersenjata Hamas, Brigade Qassam, telah menamai tawanan Israel yang akan dibebaskan pada hari Sabtu dengan imbalan tawanan Palestina. Nama-nama itu adalah Eliya Cohen, Omer Shem-Tov, Omer Wenkert, Tal Shoham, Avera Mengistu dan Hisham al-Sayed.

5. Komite Penyelamatan Internasional (IRC) 

IRC telah merilis pernyataan yang menyebutkan sedikitnya 224 anak Palestina telah tewas di Tepi Barat yang diduduki sejak Januari 2023, yang merupakan setengah dari semua kematian anak di Tepi Barat sejak pencatatan PBB dimulai pada tahun 2005.

"Lonjakan kekerasan ini menyebabkan trauma yang mendalam dan mencegah IRC dan mitra untuk menanggapi dan memenuhi kebutuhan yang meningkat di Jenin, salah satu daerah yang paling parah terkena dampak," kata pernyataan itu.

Di Jenin, IRC mengatakan telah "berusaha untuk mendukung anak-anak yang terkena dampak krisis dengan mengadaptasi ruang kelas dan membekali para pendidik untuk mengatasi trauma" dalam kemitraan dengan organisasi Palestina Pusat Kreativitas Guru (TCC).

"Operasi militer yang sedang berlangsung, termasuk serangan udara, telah membuat hampir mustahil untuk memberikan layanan vital ini dengan aman," tambahnya..

6. Presiden Israel Serang Hamas

Presiden Israel Isaac Herzog menuduh Hamas melakukan tindakan kejam. Ini setelah militer mengklaim bahwa kelompok itu kemarin menyerahkan jenazah seorang wanita tak dikenal, bukan seorang tawanan.

"Jenazah Ariel dan Kfir, yang begitu murni dan tak berdosa, telah diidentifikasi, sementara ibu mereka tercinta, Shiri, masih ditawan," kata Herzog dalam sebuah pernyataan, merujuk pada dua anak yang jenazahnya dikembalikan kemarin.

"Ini adalah pelanggaran yang mengejutkan dan mengerikan terhadap perjanjian gencatan senjata, tindakan kejam lainnya oleh teroris Hamas, yang terus menunjukkan ketidakpedulian terhadap kemanusiaan."

7. Hamas Beri Pesan ke Liga Arab

Sayap bersenjata Hamas, Brigade Qassam, buka suara untuk membalas pernyataan asisten sekretaris jenderal Liga Arab, Hossam Zaki. Ia sebelumnya menyatakan bahwa pelepasan kekuasaan Hamas di Gaza akan mewakili kepentingan rakyat Palestina.

"Pendekatan politik dan administratif untuk mengelola Jalur Gaza selama berbagai dialog, khususnya dengan saudara-saudara kami di Mesir, termasuk menyetujui pembentukan pemerintahan konsensus nasional," kata Hamas.

"Kami menegaskan bahwa Hamas akan terus menempatkan kepentingan tertinggi rakyat Palestina di jantung semua keputusannya terkait situasi di Jalur Gaza setelah perang, dalam kerangka konsensus nasional, dan jauh dari campur tangan apa pun oleh pendudukan atau Amerika Serikat," bunyi pernyataan itu.

"Kami juga menyerukan kepada Liga Arab untuk mendukung posisi ini dan tidak mengizinkan pengesahan proyek apa pun yang akan mengancam sistem keamanan nasional Arab," tambah Hamas.

8. Menteri Israel Ngegas Hancurkan Hamas

Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, mengatakan negaranya tidak boleh tinggal diam atas 'pelanggaran berat' yang dilakukan oleh Hamas. Pernyataan itu muncul setelah Israel mengklaim bahwa salah satu dari empat jenazah yang diserahkan Hamas kemarin adalah seorang wanita tak dikenal dan bukan jenazah tawanan seperti yang dijanjikan oleh kelompok tersebut.

"Pelanggaran berat oleh Hamas dan penyiksaan yang terus berlanjut tidak dapat dihadapi dengan diam. Begitu pula dengan pengetahuan pasti bahwa mereka secara brutal membunuh Ariel dan Kfir yang masih muda saat ditawan," tuturnya, merujuk pada dua anak yang jenazahnya dikembalikan kemarin.

"Satu-satunya solusi adalah penghancuran Hamas dan itu tidak boleh ditunda," tambahnya.

9. Analis Israel: Tel Aviv dalam Bahaya

Analis politik Israel Akiva Eldar mengatakan kepada Al Jazeera bahwa serangan hari Kamis terhadap bus-bus Tel Aviv telah melumpuhkan transportasi umum di daerah tersebut pada hari yang sibuk menjelang akhir pekan.

"Banyak tentara yang pulang ke rumah untuk menghabiskan akhir pekan dan suasana menjadi tegang," kata Eldar.

"Kami tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya dengan para tawanan. Kami mendengar berbagai rumor tentang rencana Presiden Trump terkait Gaza, relokasi orang-orang, dan adanya eskalasi di Tepi Barat dan sekarang yang kami lihat adalah bahwa Tel Aviv tidak aman," ujarnya.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Korban Tewas Warga Palestina di Gaza Tembus 48.181 Jiwa

Next Article Arab Memanas! Houthi Serang Israel, AS Balas Bombardir Yaman

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|