Jakarta, CNBC Indonesia - Pergerakan rupiah kian menguat usai surplus neraca dagang lebih banyak dari yang diperkirakan.
Merujuk data Refinitiv, rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat 0,28% pada posisi Rp16.210/US$ pada perdagangan kemarin Senin (17/2/2025).
Penguatan tersebut menjadi penguatan rupiah selama empat hari beruntun, meskipun pada saat perdagangan intraday rupiah sempat menembus level Rp16.160/US$.
Penguatan rupiah kemarin terdorong hasil neraca dagang yang lebih baik dari perkiraan.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia surplus US$ 3,45 miliar pada Januari 2025, ini menandai surplus selama 57 bulan beruntun sejak Mei 2020.
Surplus ini dipicu oleh impor yang lebih rendah sebesar US$ 18 miliar, sementara ekspor mencapai US$21,45 miliar.
Capaian surplus itu juga lebih banyak dari yang diperkirakan. Sebelumnya, konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari sembilan lembaga memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Januari 2025 akan mencapai US$1,78 miliar.
Kemudian pada Selasa hari ini (18/2/2025), pergerakan mata uang Garuda potensi mendapat booster dari adanya aturan Devisa Hasil Ekspor (DHE) dan dukungan delapan kebijakan ekonomi.
Presiden Prabowo mengumumkan kebijakan terbaru Devisa Hasil Ekspor (DHE) dan menetapkan bahwa DHE SDA dalam sistem keuangan Indonesia ditingkatkan menjadi 100% dalam jangka waktu 12 bulan dan berlaku per 1 Maret 2025.
Adapun untuk aturan DHE itu juga disertai beberapa ketentuan yang bisa memperbolehkan DHE untuk digunakan operasional eksportif. Setidaknya ini memberikan sedikit kelegaan akan kekhawatiran sebelumnya terhadap pengetatan likuiditas.
Pada kemarin, Presiden Prabowo Subianto juga mengumumkan daftar kebijakan yang akan menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2025.
Adapun, daftar kebijakan ekonomi pada kuartal I-2025 tersebut yaitu:
Selain itu, potensi penguatan rupiah juga diharapkan terdorong oleh Indeks dolar AS (DXY) yang kembali ditutup lemah di 106,57 kemarin, terendah dalam dua bulan.
Tak berhenti sampai disitu, pada Selasa hari ini akan dimulai Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (BI) edisi bulan Februari hari pertama. Prospek penantian kebijakan moneter terbaru dari bank sentral ini potensi mempengaruhi gerak rupiah.
Teknikal Rupiah
Pergerakan rupiah dalam melawan dolar AS masih cenderung dalam tren sideways meskipun ada penguatan dalam beberapa hari.
Bisa diperhatikan support di Rp16.170/US$ sebagai area penguatan terdekat, adapun support tersebut didapatkan dari low candle intraday 29 Januari 2025.
Sementara itu, patut diantisipasi jika ada pelemahan terdekat ke resistance di Rp16.375/US$ yang didapatkan dari high candle intraday 11 Februari 2025.
Foto: Tradingview
USD/IDR
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)
Saksikan video di bawah ini:
Video: IHSG Anjlok Tajam Hingga Rupiah Melemah ke Rp16.300-an Per USD
Next Article Rupiah Menguat Tipis, Harga Dolar Sempat Sentuh Rp15.900