Atlet sepak takraw beraksi dalam PORDA DIY XVII 2025 di Gunungkidul, Senin (15/9/2025). - ist Pemda DIY
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Kabupaten Gunungkidul untuk sementara memimpin perolehan medali cabang olahraga aeromodelling pada Pekan Olahraga Daerah (PORDA) DIY XVII 2025 dengan raihan tiga emas. Sementara persaingan ketat di cabor Sepak Takraw.
Ketua Panitia Pelaksana Aeromodelling, Fendi Maulana menjelaskan pertandingan aeromodelling hari pada Senin (15/9/2025) memainkan satu nomor yaitu F1H, diperebutkan di kategori putra dan putri. Total terdapat delapan nomor lomba dalam cabor aeromodelling dengan 11 medali yang diperebutkan.
“Hari pertama ada nomor F3R untuk umum, kemudian F2A juga untuk umum, selanjutnya F2C nomor beregu atau ganda. Berikutnya kemarin ada OHLG, yaitu nomor terbang bebas yang dilempar, dipertandingkan untuk putra dan putri, sampai hari ini. Jadi total sudah ada enam nomor yang sudah dipertandingkan, dengan tujuh medali,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (16/9/2025).
BACA JUGA: Dwipanti Jadi Perempuan Pertama yang Menjabat Sekda DIY
Dari hasil sementara, Gunungkidul memimpin dengan tiga medali emas. Sleman berhasil meraih medali di kategori putra, sementara Bantul membawa pulang medali di kategori putri. “Sementara ini, masih berlangsung tiga ronde dari lima ronde yang kita rencanakan,” tambahnya.
Persaingan Sengit Di Cabor Sepak Takraw
Di cabor sepak takraw, kompetisi berlangsung sangat sengit di GOR Wijaya Kusuma, Bandaran, Gunungkidul, Senin (15/9/2025). Hingga pertandingan terakhir, Kota Jogja, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunungkidul sama-sama berhasil mengoleksi dua medali emas.
Ketua Panitia Pelaksana Sepak Takraw, Mulyanta, menjelaskan bahwa total terdapat enam medali emas yang diperebutkan pada nomor tim, double event, inter regu, dan quadrant, baik putra maupun putri. Gunungkidul dan Bantul keluar sebagai juara umum karena memiliki jumlah medali yang sama, baik emas, perak, maupun perunggu.
“Untuk sementara di Kota Jogja sudah dua medali emas, kemudian di Bantul juga dua medali emas, lalu Gunungkidul satu emas. Masih ada satu emas lagi yang akan diperebutkan antara Bantul dan Gunungkidul," katanya.
Gelaran PORDA tahun ini menghadirkan dinamika yang berbeda dibanding sebelumnya. Pasalnya, kekuatan empat kabupaten/kota di DIY relatif merata sehingga pertandingan berlangsung ketat.
“Tahun ini dari empat kabupaten nilainya sangat ketat, selisih hanya satu-dua poin, sehingga menimbulkan waktu pertandingan itu lama. Yang sebelumnya dijadwalkan jam 16.00 bisa selesai, pernah tim double selesai jam 21.00. Rata-rata juga selesai lebih jam empat atau lima sore. Hal ini karena imbangnya kemampuan di masing-masing kabupaten,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News