Jakarta, CNBC Indonesia - Israel dan Hamas telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata di Gaza mulai hari Minggu mendatang. Penghentian perang untuk sementara bakal berdampak positif terhadap ekonomi di kawasan tersebut.
Perdamaian ini sendiri terjadi saat ekonomi Israel masih terus dibayang-bayangi peperangan negara itu dengan Gaza. Dalam laporan OECD Economic Outlook yang dirilis bulan lalu, perang akan makin membebani aktivitas dan defisit fiskal yang sudah besar.
Di sisi lain, deeskalasi yang cepat dapat melepaskan permintaan yang terpendam. Perdamaian antara Israel dan Gaza juga pun diramalkan memperbaiki kondisi fiskal yang saat ini mengalami defisit.
"Normalisasi parsial dalam lingkungan bisnis diasumsikan memungkinkan peningkatan ekspor dan konsumsi swasta mulai pertengahan tahun 2025," tulis laporan OECD, dikutip Kamis (16/1/2025).
Kondisi ekonomi Israel sangat terdampak oleh konflik. Peningkatan tajam dalam aktivitas militer telah mendorong permintaan pemerintah meningkat lebih dari seperlima dari level sebelum perang pada paruh kedua tahun 2024.
Selain itu, pembatasan pekerja Palestina untuk masuk bekerja ke Israel telah membebani Negeri Yahudi itu.
"Kekurangan tenaga kerja yang terus-menerus dalam konstruksi telah membatasi investasi. Beberapa pekerja asing baru (0,4% dari lapangan kerja) telah memasuki Israel sejak izin kerja ditangguhkan untuk warga Palestina (4% dari lapangan kerja sebelum perang)."
"Serangan roket telah secara signifikan mengurangi produksi industri dan pertanian di wilayah Utara. Keterbatasan pasokan berkontribusi terhadap inflasi yang meningkat dari 2,5% menjadi 3,5% selama Februari-Oktober 2024."
Lebih lanjut, OECD menyebut konflik ini telah memengaruhi perdagangan luar negeri. Serangan kapal di Laut Merah telah membuat pengiriman menjadi lebih mahal, sementara berkurangnya koneksi penerbangan mempersulit perdagangan jasa.
"Meningkatnya ketegangan sejak pertengahan 2024 telah merugikan sektor teknologi tinggi, menghentikan reli saham teknologi tinggi. Pariwisata asing yang masuk hampir tidak ada," tambahnya.
Adapun dalam gencatan senjata terbaru ini, sebanyak 33 sandera Israel akan dibebaskan pada tahap pertama. Perjanjian gencatan senjata itu bahkan disebut bisa menjadi perdamaian permanen.
"Kedua pihak yang bertikai di Jalur Gaza telah mencapai kesepakatan tentang tahanan dan pertukaran sandera, dan (para mediator) mengumumkan gencatan senjata dengan harapan mencapai gencatan senjata permanen antara kedua belah pihak," kata kata Perdana Menteri (PM) Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman bin Jassim Al-Thani, dikutip AFP.
"Kami berharap ini akan menjadi halaman terakhir perang, dan kami berharap semua pihak akan berkomitmen untuk melaksanakan semua ketentuan perjanjian ini," tegasnya.
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Warga Gaza Rayakan Kesepakatan Gencatan Senjata Israel-Hamas
Next Article Video: Negosiasi Gencatan Senjata Hamas-Israel Buntu Lagi