Jakarta, CNBC Indonesia - Koreksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) makin memburuk pada perdagangan sesi I Senin (3/2/2025) menjelang pukul 11:00 WIB, terbebani oleh sentimen penerapan kebijakan tarif impor di Amerika Serikat (AS) untuk produk-produk dari China, Kanada, dan Meksiko.
Per pukul 10:46 WIB, IHSG ambruk 2,21% ke posisi 6.952,34. IHSG pun terkoreksi ke level psikologis 6.900 pada sesi I hari ini.
Nilai transaksi indeks pada sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 5,2 triliun dengan volume transaksi mencapai 7,3 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 628.162 kali. Sebanyak 112 saham naik, 473 saham turun, dan 197 saham cenderung stagnan.
Secara sektoral, sektor properti, bahan baku, kesehatan, dan energi terkoreksi hingga 2% lebih dan membebani IHSG paling besar. Adapun keempat sektor terkoreksi masing-masing 3,99%, 2,63%, 2,25%, dan 2,11%.
Sementara dari sisi saham, ada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) yang membebani IHSG paling besar yakni mencapai 26,7 indeks poin.
Selain BMRI, ada saham PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) sebesar 24,5 indeks poin, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar 11,6 indeks poin, PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) sebesar 11,3 indeks poin, dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) sebesar 8,9 indeks poin.
IHSG makin merana di tengah kabar kurang menggembirakan dari AS, di mana Presiden AS Donald Trump akhirnya menerapkan kenaikan tarif impor yang telah lama direncanakannya atas barang-barang dari Kanada, Meksiko, dan China. Tarif tersebut diharapkan mulai berlaku pada Selasa besok.
Pada Sabtu lalu, Trump menandatangani perintah yang mengenakan tarif sebesar 25% atas impor dari Meksiko dan Kanada, serta bea masuk sebesar 10% atas produk China.
Menanggapi hal ini, pemerintah China mengecam pengenaan tarif bea masuk tambahan sebesar 10% atas barang ekspornya. Kendati dikenakan tarif yang lebih tinggi, China tetap membuka pintu untuk perundingan dengan AS.
Selain China, Kanada dan Meksiko juga menanggapi aksi Trump yang telah menandatangani pengenaan tarif impor dari ketiga negara tersebut.
Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau mengatakan negaranya akan membalas tarif baru Trump dengan mengenakan tarif sebesar 25% pada barang-barang AS mulai dari minuman hingga peralatan.
Adapun, Presiden Meksiko Claudia Sheinbaum telah memerintahkan tarif pembalasan. Dalam posting yang panjang di X, Sheinbaum mengatakan pemerintahnya menginginkan dialog daripada konfrontasi dengan tetangganya ini, tetapi Meksiko terpaksa menanggapi dengan cara yang sama.
Penerapan tarif ini membuat potensi perang dagang kembali mencuat. Bahkan, potensinya lebih besar ketimbang era pemerintahan Trump pertama pada 2017-2021 silam.
Jika potensi perang dagang semakin besar, maka gejolak pasar keuangan global akan kembali terjadi dan hal ini tentunya akan mempengaruhi pergerakan pasar keuangan RI, termasuk IHSG.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Saham Konglomerat Banyak Diburu, Hati-Hati Rawan Longsor!
Next Article IHSG Dibuka Loyo Lagi, BREN Masih Jadi Pemberat