Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden China Xi Jinping tiba-tiba mengumpulkan semua pebisnis China, Senin. Semua tokoh bisnis terkemuka hadir, termasuk salah satu pendiri Alibaba, Jack Ma, yang sebelumnya dibatasi geraknya oleh otoritas karena sejumlah kasus.
Pertemuan juga dihadiri pendiri raksasa teknologi Huawei Ren Zhengfei dan raksasa kendaraan listrik China, BYD, Wang Chuanfu. Robin Zeng, pendiri perusahaan baterai terkemuka CATL juga terlihat dengan Wang Xing, salah satu pendiri platform internet Meituan.
Ini merupakan langkah baru Xi setelah sebelumnya melancarkan tindakan keras terhadap bidang-bidang sektor swasta, disebut pemerintah Beijing, mengalami ekspansi "tidak teratur". Sejak minggu lalu, sejumlah laporan memang mengatakan ia bersiap bertemu dengan banyak tokoh bisnis China, di tengah upaya Tirai Bambu berjuang melawan melambatnya ekonomi karena krisis real estate, ditambah penurunan konsumsi yang terus menerus dan tingginya pengangguran kaum muda.
Pertemuan tertutup ini, dikatakan CNBC International juga merupakan hal yang jarang terjadi. Xinhua menyebut, Xi mendesak pengusaha untuk "menunjukkan bakat mereka" di tengah "era baru" bisnis di negeri itu.
"Era baru dan perjalanan baru memiliki prospek yang luas bagi pengembangan ekonomi swasta dan potensi yang besar," katanya, menurut laporan Xinhua yang diterjemahkan Google, dikutip Selasa (18/2/2025).
"Sudah saatnya bagi perusahaan swasta dan pengusaha swasta untuk menunjukkan bakat mereka."
Ia menambahkan China harus "menyatukan pemikiran kita, memperkuat kepercayaan diri kita, dan mempromosikan pengembangan ekonomi swasta yang sehat dan berkualitas tinggi". Menurutnya kesulitan dan tantangan yang dihadapi swasta di China saat ini memang muncul namun hanya parsial dan dapat diatasi.
"Kita harus fokus pada penyelesaian masalah tunggakan rekening yang terutang kepada perusahaan swasta. Kita harus memperkuat pengawasan penegakan hukum, fokus pada perbaikan tuduhan acak, denda, inspeksi, dan penyitaan, dan secara efektif melindungi hak dan kepentingan yang sah dari perusahaan swasta dan pengusaha swasta sesuai dengan hukum," katanya, menurut laporan itu menyerukan "hubungan yang bersih antara pemerintah dan bisnis".
"China harus berusaha keras untuk mempromosikan inovasi ilmiah dan teknologi, di antara tujuan lainnya," tambahnya.
Hal sama juga dimuat AFP. Dikatakan bagaimana Xi mendesak para pebisnis untuk menyatukan pikiran dan tindakan seputar kebijakan ekonomi dengan pemerintah pemerintah. Ia pun mengatakan pemerintah ke depan akan fokus menghapus hambatan perdagangan, serta mempromosikan persaingan yang adil, termasuk menindak denda yang sewenang-wenang dan melindungi kepentingan bisnis.
"Mengharapkan pengusaha memiliki ambisi untuk melayani negara... memajukan kesejahteraan umum dan memberikan kontribusi yang lebih besar untuk mempromosikan modernisasi ala China," tambahnya.
Perlu diketahui seruan Xi muncul saat China menghadapi pula perang dagang jilid II Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Produk China telah dikenai tarif impor 10% oleh AS.
Belum lagi sorotan keras diberikan dunia ke perusahaan rintisan Tiongkok, DeepSeek, yang melakukan langkah revolusioner ke AI. Pendiri DeepSeek Liang Wenfeng juga hadir di acara tersebut.
"Kehadiran pemimpin Tiongkok di simposium tersebut mengirimkan sinyal yang sangat jelas tentang dukungan tingkat atas kepada para pengusaha," kata ekonom Asia di Fidelity International, Peiqian Liu.
"Ini kemungkinan akan menyalakan kembali semangat dan optimisme tentang momentum pertumbuhan baru di China," tegasnya.
"Ini berpotensi lebih kuat daripada stimulus fiskal, jika para pembuat kebijakan menunjukkan dukungan yang lebih tegas terhadap pengembangan sektor teknologi di China."
Menurut ekonom di LNG, ini menjadi titik balik simbolis bagi sektor teknologi China. Terutama setelah bertahun-tahun pengawasan yang ketat.
"Ini dapat berarti bahwa beban regulasi yang telah dialami selama dua tahun terakhir atau lebih telah berakhir," kata direktur pelaksana dan kepala ekuitas di China Renaissance, Andy Maynard.
Undang-Undang Swasta
Secara terpisah, media pemerintah CGTN China melaporkan bahwa anggota parlemen sedang membahas rancangan undang-undang dasar pertama negara yang berfokus pada pertumbuhan sektor swasta. Laporan tersebut menekankan bahwa sektor swasta berkontribusi lebih besar
Laporan tersebut menekankan bahwa sektor swasta berkontribusi lebih besar. Dengan 60% pada PDB China, 48,6% perdagangan luar negeri, 56,5% investasi aset tetap, 59,6% pendapatan pajak, dan lebih dari 80% lapangan kerja perkotaan.
"Undang-undang tersebut akan sangat penting untuk lebih mengoptimalkan lingkungan pembangunan bagi sektor swasta dan mendorong pertumbuhan berkualitas tinggi," menurut laporan tersebut.
"Sektor yang tumbuh cepat ini telah memainkan peran penting dalam mempromosikan inovasi teknologi dan menstabilkan pertumbuhan ekonomi," kata laporan tersebut.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Pedagang China Siap Hadapi Tarif Baru
Next Article Genderang "Perang" Baru AS-China Mulai, Siap-Siap Xi Jinping Murka