Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memutuskan untuk menghentikan bantuan militer ke Ukraina, Senin (3/3/2025) waktu setempat. Hal ini terjadi setelah orang nomor satu di AS itu terlibat perdebatan sengit dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih Jumat lalu.
Seorang sumber mengatakan bahwa langkah ini diambil Trump untuk memastikan tujuan AS untuk mengakhiri perang antara Ukraina dan Rusia, yang dimulai Februari 2022. Ini berbeda dengan kemauan Zelensky yang ingin gencatan senjata disertai jaminan keamanan dari Barat agar Rusia tidak menyerang lagi, sesuatu yang telah ditolak Trump.
"Presiden Trump telah menjelaskan bahwa ia berfokus pada perdamaian. Kami membutuhkan mitra kami untuk berkomitmen pada tujuan itu juga. Kami menghentikan dan meninjau bantuan kami untuk memastikan bahwa itu berkontribusi pada solusi," kata sumber tersebut kepada Reuters.
Gedung Putih tidak segera berkomentar tentang cakupan dan jumlah bantuan yang terpengaruh atau berapa lama penghentian akan berlangsung. Pentagon tidak dapat memberikan rincian lebih lanjut. Kantor Zelensky tidak segera menanggapi permintaan komentar Reuters, begitu pula Kedutaan Besar Ukraina di Washington.
Langkah tersebut dilakukan setelah Trump mengubah kebijakan AS terhadap Ukraina dan Rusia setelah menjabat pada bulan Januari. Ia diketahui mengambil sikap yang lebih lunak terhadap Moskow, seraya menyalahkan Ukraina bahwa Kyiv adalah penyebab dari pertempuran ini terjadi.
Pada Senin, Trump kembali mengatakan Zelensky seharusnya lebih menghargai dukungan AS yang diberikan pada era pendahulunya, Joe Biden. Komentar ini dilontarkan Trump setelah sebelumnya menanggapi dengan marah laporan Associated Press yang mengutip pernyataan Zelensky bahwa akhir perang "sangat, sangat jauh."
"Ini adalah pernyataan terburuk yang bisa dibuat oleh Zelensky, dan Amerika tidak akan menoleransinya lebih lama lagi!," tulis Trump di Truth Social, menggunakan ejaan alternatif dari nama pemimpin Ukraina tersebut.
Sementara itu, Gedung Putih sendiri masih menyebutkan akan menandatangani perjanjian investasi mineral tanah jarang di Ukraina, setelah sebelumnya dibatalkan karena perdebatan Trump dan Zelensky.
Ketika ditanya apakah kesepakatan itu gagal, Trump berkata di Gedung Putih: "Tidak, saya rasa tidak."
Pemerintahan Trump memandang kesepakatan mineral sebagai cara Amerika mendapatkan kembali sebagian dari puluhan miliar dolar yang telah diberikannya kepada Ukraina dalam bentuk bantuan keuangan dan militer sejak Rusia menginvasi tiga tahun lalu.
Dalam sebuah wawancara di Fox News, Wakil Presiden JD Vance meminta Zelensky untuk menerima kesepakatan mineral tersebut. Menurutnya, ini adalah salah satu cara untuk memberikan keamanan bagi Ukraina karena kesepakatan ini akan menegaskan keberadaan Washington di negara itu.
"Jika Anda menginginkan jaminan keamanan yang nyata, jika Anda benar-benar ingin memastikan bahwa Vladimir Putin tidak akan menginvasi Ukraina lagi, jaminan keamanan terbaik adalah dengan memberikan keuntungan ekonomi bagi Amerika di masa depan Ukraina," kata Vance.
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Video:Zelenskyy Siap Sambangi AS Teken Kerja Sama Mineral Tanah Jarang
Next Article 'Ancaman' Halus Rusia untuk Trump, Bisa Bernasib Sama seperti JFK