Babi Bawa Kabar Baik Perang Dagang AS-China

7 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Xi Jinping telah memperbarui pendaftaran yang memungkinkan ratusan fasilitas daging babi dan unggas Amerika Serikat (AS) untuk mengekspor ke China. Hal ini terjadi setelah Beijing dan Washington terlibat perang dagang pasca duduknya Donald Trump kembali sebagai presiden AS.

Situs web bea cukai China menunjukkan bahwa pendaftaran diperbarui hingga tahun 2030. Namun masih ada 1.000 peternak AS yang masih masuk dalam daftar larangan ekspor. Diketahui, Beijing mengharuskan eksportir makanan untuk mendaftar ke bea cukai untuk menjual produk di China.

Departemen Pertanian AS tidak segera menanggapi permintaan komentar. Badan tersebut sebelumnya mengatakan bahwa China tidak menanggapi permintaan berulang untuk memperbarui pendaftaran pabrik.

Meski begitu, pelaku usaha ekspor daging AS mengaku senang dan lega saat mereka menghadapi sengketa dagang dengan importir pertanian utama, termasuk China dan Kanada, di bawah Presiden Trump. Hal ini menjadi oase saat ekspor daging unggas dari AS menurun karena wabah.

"Ekspor produk unggas AS telah menurun akibat wabah flu burung, tetapi China tetap menjadi pasar yang penting. Kami membutuhkan pasar itu untuk tetap terbuka dan pembaruan ini sangat penting untuk itu," tutur Presiden dan CEO Komisi Daging Ayam dan Telur, Greg Tyler, dikutip Reuters, Selasa (18/3/2025).

Di sisi lain, para pelaku usaha berharap pelonggaran serupa dapat diberikan juga kepada daging sapi. Diketahui, penolakan perpanjangan fasilitas ekspor daging sapi terjadi di tengah upaya Beijing untuk mengendalikan impor daging sapi karena negara itu bergulat dengan pasar yang kelebihan pasokan.

"Kami senang melihat kemajuan pada fasilitas daging babi dan berharap berita serupa tentang daging sapi segera menyusul," kata juru bicara Federasi Ekspor Daging AS, Joe Schuele.

Beijing mengenakan tarif balasan pada barang pertanian Amerika senilai sekitar US$ 21 miliar (Rp 345 triliun) bulan ini, termasuk bea masuk 10% untuk daging babi, daging sapi, dan susu AS.

Pada tahun 2024, AS merupakan pemasok daging terbesar ketiga bagi China berdasarkan volume, di bawah Brasil dan Argentina dan menyumbang 9% dari total impor daging China. Pengiriman daging AS ke China mencapai US$ 2,5 miliar (Rp 41 triliun) tahun lalu, menjadikannya eksportir terbesar kedua berdasarkan nilai.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Efek Perang Dagang Trump, China Ketok Tarif Tambahan 15% ke AS

Next Article AS Deteksi Penyakit Flu Burung Perdana di Babi

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|