Bali Kembali Banjir, Kini Sampai ke Canggu

4 hours ago 2

Bali Kembali Banjir, Kini Sampai ke Canggu Warga berjalan menerobos banjir yang menggenangi kawasan Legian, Kuta, Badung, Bali, Senin (6/12/2021). ANTARA - Naufal Fikri Yusuf.

Harianjogja.com, DENPASAR—Banjir kembali menggenangi permukiman warga dan jalan raya di Bali setelah hujan lebat yang terjadi sejak Senin (15/9/2025).

Banjir terjadi di sejumlah kawasan mulai dari kawasan Imam Bonjol, Taman Pancing, Jalan Gunung Agung, Monang Maning. Banjir juga terjadi di daerah pariwisata Canggu, Kabupaten Badung.

BACA JUGA: 7 Korban Kecelakaan di Bromo Dimakamkan di Jember

Dari video yang beredar, sejumlah kendaraan di Jalan Pantai Berawa terjebak di tengah banjir, sehingga ditinggal oleh pemiliknya.

Debit air di sungai-sungai juga semakin meningkat, seperti di Tukad Badung hingga Tukad Mati. Air juga membawa sampah plastik hingga batang kayu yang bercampur dengan lumpur. Warga Denpasar secara sukarela juga terlihat menaikkan sampah dari sungai atau kali agar aliran air lebih lancar.

Di Tukad Mati, Legian, petugas dari Pemkab Badung juga mulai menyedot air Tukad Mati agar tidak terjadi luapan. Padahal, setelah banjir besar, warga masih membersihkan lingkungan dan tempat tinggalnya, tinggi banjir yang mencapai 3 meter menyebabkan semua isi rumah tidak bisa diselamatkan.

Mulai dari pakaian, tempat tidur, perabotan rumah tangga, hingga kendaraan terendam. Akibatnya banyak warga yang tidak memiliki pakaian ganti, tidak bisa memasak makanan dan harus menunggu bantuan dari pihak lain yang membawa makanan siap saji.


Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq menjelaskan banjir yang terjadi di Bali disebabkan oleh rendahnya tutupan hutan di sepanjang sungai dan tumpukan sampah.

Menurutnya tingkat hutan tutupan di sungai seharusnya 30%, sedangkan di sungai Tukad Badung, Tukad Mati hanya 2%. Dari luas 49.000 hektare aliran sungai, yang ada hutannya hanya 1.200 hektare. Dari evaluasi tersebut, Hanif menyebut pentingnya meningkatkan tata kelola lingkungan.

“Tata kelola lingkungan harus ditingkatkan, idealnya tutupan hutan itu 30%,” kata Hanif kepada media, Sabtu (13/9/2025).

Hanif juga menyebut di drainase dan sungai banyak tumpukan sampah, sehingga memperparah banjir. Kondisi ini menurutnya akan dievaluasi bersama Gubernur Bali dan Walikota Denpasar, karena penanganan sampah menjadi tugas utama pemerintah daerah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|