Jakarta, CNBC Indonesia - PT PLN (Persero) diperkirakan bakal menggelontorkan investasi untuk pembangunan pembangkit listrik sebesar Rp 567,6 triliun hingga 2034 ke depan. Hal tersebut seperti yang telah tertuang di dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) untuk periode 2025-2034.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memaparkan bahwa RUPTL terbaru dengan penambahan kapasitas pembangkit listrik mencapai 69,5 gigawatt (GW) tersebut membuka peluang investasi hingga Rp 2.967,4 triliun.
Adapun, investasi tersebut terbagi ke dalam beberapa sektor. Salah satunya yakni investasi di sektor pembangkit dengan nilai sebesar Rp 2.133,7 triliun.
Bahlil mengatakan peluang investasi di sektor pembangkit sebesar Rp 2.133,7 triliun akan didominasi oleh Independent Power Producer (IPP) dengan porsi sekitar 73% atau senilai Rp 1.566,1 triliun.
Dari angka itu, porsi investasi pembangkit EBT sebesar Rp 1.341,8 triliun dan Non-EBT sebesar Rp 224,3 triliun. Sementara, porsi investasi untuk PT PLN (Persero) diproyeksikan akan mencapai Rp 567,6 triliun. Dari jumlah ini porsi investasi untuk sektor EBT mencapai Rp 340,6 triliun, dan non EBT sebesar Rp 227 triliun.
"Dari situ kita lihat investasinya khusus pembangkit IPP nya Rp 1.566,1 triliun ini yang investasi swasta. PLN Rp 567,6 triliun," kata Bahlil dalam Konferensi Pers dikutip Selasa (27/6/2025).
Selain peluang investasi di sektor pembangkit listrik, terdapat juga peluang investasi di sektor penyaluran sebesar Rp 565,3 triliun dan lainnya sebesar Rp 268,4 triliun.
Di sisi lain, Bahlil mengungkapkan RUPTL PLN ini akan membuka peluang investasi senilai Rp2.967,4 triliun, yang akan digunakan untuk pembangunan pembangkit, jaringan transmisi, distribusi, dan program listrik desa.
Menariknya, sekitar 73% dari total kapasitas pembangkit direncanakan berasal dari skema kemitraan dengan pihak swasta atau Independent Power Producer (IPP), sementara sisanya akan dikelola oleh Grup PT PLN.
Menurut dia, implementasi dari rencana penyediaan usaha tenaga listrik ini diperkirakan akan memberikan dampak positif bagi perekonomian, salah satunya dengan menciptakan lebih dari 1,7 juta lapangan kerja baru.
"Penyerapan tenaga kerja kurang lebih sekitar 1,7 juta, supaya Indonesia terang. Nah ini, kita pilih tenaga kerja kurang lebih sekitar 1,7 juta, dan tenaga kerja yang mencakup kebutuhan industri mengembangkan konstruksi operasional dunia untuk pembangkit. Jadi, sebesar 1,7 juta," kata Bahlil.
(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:
Video: PLN Startup Day 2025, Sinergi & Inovasi di Era Transisi Energi
Next Article Intip Kesiapan PLN Pasok Listrik Selama Periode Libur Nataru