Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir dan CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara duduk bersama dalam CNBC Indonesia Economic Outlook yang digelar di Hotel Westin, Jakarta, Rabu (27/2/2025).
Keduanya menjawab segala keresahan publik dan investor mengenai kehadiran lembaga investasi baru yang diresmikan Presiden RI Prabowo Subianto pada 24 Februari 2026.
Sebagaimana diketahui, Danantara adalah sebuah lembaga yang akan memiliki 99% saham seluruh perusahaan pelat merah di Indonesia. Artinya Danantara akan menaungi sekitar Rp 14.670 triliun aset perusahaan BUMN.
Sejak awal berdiri, lembaga ini dibekali dengan modal US$ 20 miliar atau sekitar Rp 325 triliun untuk diinvestasikan ke berbagai sektor. Berangkat dari hal tersebut, Danantara diharapkan mampu berkontribusi besar terhadap target pertumbuhan ekonomi 8% dan berdampak terhadap seluruh masyarakat Indonesia.
Lantas bagaimana sepak terjang Danantara dan strateginya untuk mencapai mimpi besar tersebut, berikut jawaban Erick Thohir dan Rosan Roeslani:
Banyak orang yang belum benar-benar paham soal Danantara, sebenarnya apa yang akan menjadi pembeda Danantara dan Kementerian BUMN nantinya?
Erick: Memang kalau kita lihat kan, visi Bapak Presiden untuk mendorong pertumbuhan ekonomi 8% itu adalah visi yang nyata. Dan kami dari BUMN sendiri ini hal yang sangat positif. Karena kita tau kalau kita perbandingkan dengan konstruktif yang ada di beberapa negara.
Contoh aja China, China itu ada Silk Road Fund, ada CIC, ada Sasac. Di negara-negara lain juga ada bentuk yang sama. Bahkan kalau kita lihat storynya Temasek itu di tahun 1977 kalau tidak salah mereka sudah investasi Petrocap, di Jurong, sebagai industri dasar. Karena mereka tidak punya bahan baku, tapi dia mau prosesnya di situ.
Karena dalam membangun industrialisasi ya perlu industri dasar. Artinya apa? Ketika kita sebuah negara yang kaya dengan sumber daya alamnya. Dan suatu hari, itu yang disampaikan Bapak Presiden, akan habis. Ini Danantara yang dipegang Pak Rosan ini untuk anak cucu, artinya apa?. Jadi bukan sesuatu yang mesti dilihat kontroversial, Tetapi coba di benchmarking kan dengan banyak negara lain, ada tidak?. Ada yang kurang bagus seperti 1MDB ada, tapi banyak yang bagus.
Ya bagaimana dengan penggabungan aset yang terjadi di Saudi. Mereka investasi besar-besaran di parawisata. Qatar melakukan yang sama, ya kita jangan bicara investasi di luar negeri, tapi bagaimana membangun renewable energy.
Artinya yang tadinya pendanaan ini dilakukan mungkin untuk sekedar biaya operasional, atau mungkin di rumah belanja pasar, sekarang sebagian disisihkan yang kebetulan juga ini merupakan dividen BUMN salah satunya, untuk sebuah investasi.
Jadi kalau saya melihatnya ini perspektif yang saya rasa Bapak Presiden luar biasa, dan saya rasa benchmarkingnya di banyak negara ada. Ada yang bagus, ada yang sangat bagus.
Ya tentu kita sebagai bangsa maunya yang bagus, Jangan dilihat yang justru setback. Apalagi tadi saya sampaikan kita ini negara yang fundamentalnya pertumbuhan ekonominya bagus, Sumber daya alamnya bagus, tinggal bagaimana kita harus lebih efisien, dalam me run yang namanya untuk keuangan yang bisa diinvestasikan. Kalau saya melihatnya
Rosan: Ya memang Danantara ini adalah badan investasi yang dibentuk oleh pemerintah, yang 100% sahamnya dibeli oleh pemerintah. Untuk lebih tepatnya 99% dimiliki oleh danantara, nanti BUMN ini 1% dimiliki oleh kementerian BUMN, tetapi 1% ini adalah saham seri A, atau saham merah putih.
Jadi justru 1% ini sangat-sangat powerful, dan danantara ini memang diamanahkan untuk kita melakukan investasi di sektor-sektor yang memang mempunyai dampak positif, dampak yang besar terhadap perekonomian kita, tidak hanya saat ini, tapi juga saat kedepan, karena kembali seperti disampaikan itu akan berdampak sangat besar kepada anak cucu kita.
Dan dalam menjalankan investasi ini, arahan dari Bapak Presiden kita harus menjalankan ini dengan tata kelola perusahaan yang baik, good governance, transparan, secara hati-hati, dan yang paling penting adalah dijalankan dengan integritas yang baik.
Itu adalah amaran yang diberikan, dan tentunya karena kita ingin mempunyai pertumbuhan perekonomian, mungkin di banyak negara 5% sudah sangat-sangat luar biasa, pertumbuhan kita 5%, kurang lebih di tahun ini diharapkan 5,2%-5,3%, yang di mana itu sesuai juga dengan prediksi dari Bank Dunia, dari OECD mengenai pertumbuhan kita, dan diharapkan pada tahun 2029 pertumbuhan ekonomi kita ini akan menjadi 8%.
Nah, kalau kita lihat kenapa investasi ini memainkan peran yang sangat penting, kalau kita lihat struktur dari pertumbuhan perekonomian kita, itu memang 53%-54% datangnya dari domestic consumption, kurang lebih 28%-29% itu dari investasi.
Kemudian ada belanja pemerintah atau government spending itu 8-9%, 2% itu adalah net export. Nah, kalau kita lihat strukturnya seperti itu, berarti kan investasi akan memainkan peranan yang sangat-sangat penting dalam rangka kita mencapai pertumbuhan perekonomian yang berkelanjutan, berkesinambungan, dan juga inklusif.
Nah, oleh sebab itu, investasinya ini akan membuat suatu pencapaian yang harapannya kita bisa akselerasi dari 2029 di 8% atau menjadi lebih cepat. Dan memang dengan adanya danantara ini, ini juga memberikan kenyamanan dan juga keyakinan kepada para investor luar juga yang ingin berinvestasi ke Indonesia.
Kita juga bukan hanya minta mereka investasi ke Indonesia, tetapi di saat bersamaan kita juga bisa berinvestasi bersama-sama dengan mereka.
Nah, kalau mereka melihat bahwa kita ajak ikut berinvestasi kan mereka akan lebih memberikan kenyamanan dan confidence gitu.
Istilahnya we put the skin on the game lah, kita sama-sama investasi bareng. Jadi, secara garis besarnya seperti itu, dan kita akan berinvestasi tentunya, yang paling penting sebetulnya dalam investasi yang kita lakukan ini adalah yang berdampak besar dan yang berkelanjutan, berkesinambungan, dan ujungnya apa sih? Ujungnya adalah penciptaan lapangan pekerjaan.
Bagaimana pembagian tugas antara Danantara dengan Kementerian BUMN?
Erick: Di undang-undang jelas, bahwa kami itu, tadi disampaikan Pak Rosan Mempunyai saham seri A. Artinya apa? Justru kita mendukung percepatan yang bisa kita lakukan untuk supporting Danantara.
Salah satu misalnya gini, Dulu Ketika undang-undang ini belum lahir yang namanya nerger, yang namanya menutup sebuah perusahaan, restrukturisasi itu prosesnya panjang bisa 3-4 tahun.
Coba kalau dilihat Oh, saya sebagai Menteri BUMN sudah mereview Waktu itu PT PANN. Coba dicek pertama kali saya datang ke DPR. Di mana jenis usahanya PANN itu, PANN itu financing buat industri kapal. Tetapi setelah saya lihat sebagai menteri waktu itu saya lihat loh kok bisnisnya lebih banyak hotel, punya 3 hotel.
Artinya apa? Ya ngapain? Sudah lari dari jenis usahanya. Dia eksplor lagi lebih besar. Ternyata Mohon maaf, saya kan dari private sector juga kan. Oh, BUMN itu punya hotel sendiri-sendiri ya Pegadaian punya hotel, Garuda punya hotel Ini punya hotel, Saya bilang buat apa?
Nah, proses itu perlu waktu yang lama baik untuk nutup, baik memerger. Belum bicara modal kerja wah, itu lebih ribet lagi. Ya, kadang-kadang Pak CT telat 2 tahun ya. Pak CT ngalamin soalnya sebagai partner
Nah, artinya proses-proses ini yang justru dengan tadi payung hukum yang jelas, Ini akan menjadi sebuah percepatan yang bisa mengkonsolidasi daripada apa yang nanti roadmap dilakukan Danantara yang ujung yang paling penting buat Danantara kan investasinya.
Supaya efisiensi dari operasional yang hari ini sudah terbukti, yang awalnya untungnya Rp 13 triliun, sekarang untungnya Rp 310 triliun dan dividennya Rp 90 triliun dan nanti meningkat jadi Rp 200 triliun, Itu kan akan memudahkan policy yang Pak Rosan dilakukan.
Nah, plus juga dividend policy. Nah, sekarang sudah tidak perlu dividend policy approval ini. Approval ini, langsung ke Pak Rosan. Saya cuma, oke Pak Rosan tinggal investasinya apa? visinya apa? Jadi kita justru jangan malah seakan-akan ada, ya, yang persepsikan publik ini jangan-jangan perebutan kekuasaan, enggak. Kita orang market, kita sama-sama orang private sector, Dan kita ngerti jobnya
Dan kita akan nanti punya hal yang sesuai dengan undang-undang mana yang Pak Rosan tidak perlu approval saya. Jangan approval saya terus, enggak jalan-jalan nanti. Mana yang harus approval bersama, atau saya approval. Nah, hal-hal seperti ini yang saya rasa ini justru menjadi percepatan.
Dan ini hal yang positif yang selama ini kami di BUMN tidak punya luxury. Ini yang sebagai catatan paling penting jangan konotasikan negatif seakan-akan Ini seperti itu. justru ini konteksnya korporasi. Kkita itu menteri yang sangat korporasi bukan birokrasi.
Karena kita enggak punya policy, ya contoh penugasan. Penugasan bukan di kami, penugasan dari menteri. Contoh kemarin Menteri perhubungan, datang, gimana kalau kita Bikin terobosan kemacetan Di Bali.
Ya, karena ini penumpang akan mentok di 32 juta, sedangkan sekarang sudah 27 juta. Artinya 2029 seperti apa. Nah, itu nanti macetnya gimana. mungkin gak ya, kita bikin inovasi titik-titik, saya enggak boleh bocorin dulu karena belum diumumin sama Menteri Perhubungan. Ya, saya bilang oke pak, itu doable.
Nah, policynya di mereka bukan di kami. Kami tetap korporasi. Nah, itu yang nanti saya dan Pak Rosan tidak ada peran yang overlapping.
Ya, justru kita mendukung, yang namanya danantara ini agar lebih maksimal dan bisa bersaing dengan seluruh sovereign wealth fund yang ada di dunia. Lahirnya aja udah nomor 8, ya kan. Kan gak ada juara yang diingat nomor 8, palingnya top 3, ya kan Top 3, nah ini yang kita dorong sama-sama. Nah prosesnya berapa tahun, nanti konsolidasi yang kita coba dorong
Rosan: Justru antara Danantara dan Kementerian BUMN ini kita bersinerginya, kolaborasinya justru akan semakin penting dan makin dekat ya menurut saya. Karena memang kita membicarakan awalnya oke ini proyeksinya, kita ini anggaran seperti apa, ini kita bicara bersama.
Nah memang sesudah itu untuk operasional, investasi yang memang itu kami yang menjalankan. Tapi kita juga akan bikin parameter-parameter, threshold untuk oke investasi sebesar apa yang ada di level unit, kemudian ke level badan, ke level kementerian, bahkan all the way sampai ke level Bapak Presiden. Karena kita juga memastikan bahwa kehati-hatian ini itu adalah arahan langsung dari Bapak Presiden.
Jadi kita pun di dalam Danantara ini kita banyak membuat beberapa komite baik di level unit, baik itu komite audit, komite risiko, komite ethical, dan komite-komite lainnya untuk memastikan bahwa nanti pada saat kita melakukan operasional dari bedan antara ini, kita benar-benar melakukannya sesuai dengan aturan-aturan yang ada dan ini kita lakukan secara terbuka dan transparan.
Pemerintah akan memberikan dana investasi US$ 20 miliar per tahun kepada Danantara, ke mana arah investasinya?
Rosan: Memang dana yang kita dapatkan,ini kan adalah dana dari dividen setiap tahun yang dihasilkan oleh semua BUMN ini. Nah ini biar pemahaman sama dulu nih. Jadi kita investasi ini di level Danantara di BPI ini bukan kita ambil dari misalnya operasional BUMN.
Bukan, salah. Ini pengertian yang beredar oh nanti duit dari bank, Bank Mandiri, Bank BNI kita ambilin buat investasi. Itu adalah pengertian yang salah-salah total.
Justru kita bisa berinvestasi dari dividen, dari keuntungan yang dibagikan kepada, yang selama ini diberikan kepada Menteri Keuangan. Sekarang dapat kami kelola sendiri . Untuk apa? Untuk investasi. Biar ini sama dulu nih, clear dulu. Bukan kita bilang oh dana bank-bank diambilin untuk investasi dari dana-dana masyarakat. Itu benar-benar sangat-sangat menyesatkan.
Nah kemudian kita kan sudah bisa memprediksi, terima kasih kepada Pak Erik, sudah membangun BUMN, jadi kita tahu nih dividen streamlinenya setiap tahunnya seperti apa. Nah dengan proyeksi itu, kemudian kita bisa investasikan ke bidang-bidang tentunya hilirisasi, ke bidang-bidang energi baru terbarukan, ke bidang ketahanan pangan, ketahanan energi, yang intinya mempunyai dampak yang besar terhadap perekonomian Indonesia dan kembali lagi penciptaan lapangan pekerjaan.
Jadi kita terbuka, karena dana ini juga kita investasikan dengan proses yang panjang gitu, ibaratnya bukan hanya keputusan dari saya saja atau hanya dari board of directors saja, kita punya komite investasi juga.
Komite investasi itu juga layernya bukan hanya di level CEO saja gitu, chief dari investment officer nya saja, tapi di level BP-nya juga ada, kemudian di level pengawas juga ada. Jadi ini memang kita buat berlapis untuk apa? Kembali lagi asas kehati-hatian kita selalu utamakan, tapi tanpa tidak mengurangi dari segi efisiensi dan juga produktivitas.
Erick: Tadi kan disampaikan ini juga penting nih bahwa Pak Presiden, Pak Hasim Emosional dalam kelahiran Danantara. Ini juga jangan disalah artikan, emosional positif ya. Ya kadang-kadang begitu ngomong emosi kadang-kadang bikinnya negatif gitu. Ya contoh apa yang kita tadi saya sama Pak Rosan hadiri Kementerian BUMN yang kebetulan juga acara kami.
Lahirnya bullion bank, mungkin kata-kata rakyatnya itu bank emas. Pelayanan untuk membangun ekosistem daripada rantai pasok dan perdagangan emas. Nah itu panjangnya. Ini kadang-kadang kita bahasa ke rakyatnya gak boleh terlalu tinggi gitu.
Nah disitu apa Sama, beliau sama emosional dalam artian positif. Karena setelah melihat data, bayangkan received emas kita itu 2.600 ton. Nomor 6 terbesar di dunia. Tetapi Kalo kita komparasi dengan simpanan emas batangan yang ada di tetangga kita, Singapura itu 228 Ton. Nah kita di BNI itu 78,5. Lalu di penggadaian itu kurang lebih Ada 100 ton. Terus di BSI 17,5 ton
Nah kalo di kumulatifkan Itu masih di bawah sama Singapura. Jadi kita nomor 6 secara reserve tetapi begitu simpanan batangan emas di dalam republik ini, Kita kalo ga salah nomor 45. Kalau berdasarkan hanya simpanan emasnya BNI. Cuman kalo sama Pegadaian Sama BSI lebih bagus, 200an. kalo ga salah 201. Tapi itu masih di bawah Singapura.
Nah artinya dengan lahirnya, tadi sebuah sistem bullion service, atau pelayanan untuk bank emas ini, kita akan menggali potensi yang selama ini, baik dari segi produksi emas yang kita sudah tingkatkan dari 100 ke 160 ton. Dan di situ transaksinya dimudahkan. Artinya untuk tabungan simpan dan lain-lainnya. Turunannya apa?, Ada potensi 1.800 ton ,asih itu di masyarakat, yang sekarang masih diumpetin di bawah bantal, atau di kamar mandi biasanya ada ditutup gitu lah ya. Nah itu potensi yang luar biasa
Jadi tadi kalo ini konsolidasi dari pada sistem peremasan ini potensinya Rp 245 triliun. Nah, sama tadi yang disampaikan Pak Rosan ya, potensi investasi yang tadi selama ini nanti diberikan Pak Rosan, Pak Rosan sudah punya roadmap Apa?
Itu mungkin kalo tidak salah roadmapnya dari pohon industri. Pak Rosan ada pohon industri kan. Nanti Pak Rosan jelasin kalau gak salah ada 60 pohon industri, 28 komoditas yang pohon industri selama ini masih bolong-bolong.
Nah itu yang salah satu nanti bagaimana dieksplorisasi dan dieksploitasi. Supaya tadi rantai pasoknya supply chain-nya balik ke Indonesia. Karena tadi kekayaan alam dan lain-lainnya. Dan tidak menunggu yang namanya sebuah investasi, itu kira-kira yang saya mau tambahkan.
Saat ini asing banyak keluar dari pasar modal RI, bagaimana Danantara nanti meyakinkan investor untuk kembali menaruh uangnya di Indonesia?
Rosan: Memang kan sebetulnya harga-harga saham ini turun bukan baru 1-2 hari. Tapi memang sudah mengalami penurunan dan apalagi dari MSCI, dari indeks yang di mana patokan dari dunia ini memang kan menurunkan peringkat Indonesia.
Jadi itu juga yang menyebabkan penurunan saham. Tapi saya meyakini bahwa ke depannya berikutnya saham kita akan naik. Kenapa? Karena valuasi dari saham-saham kita ini sudah menjadi sangat-sangat affordable, sangat-sangat baik.
Dan naik turun dalam saham itu adalah suatu hal yang sangat-sangat biasa gitu ya. Ada banyak faktor, faktor teknikal, ada faktor fundamental, faktor market dan yang lain-lain. Tetapi percaya saya meyakini ini saham kita akan rebounds kembali, akan kembali naik.
Karena kenapa? Kalau saya ini investasi itu percaya dengan fundamental. Fundamental dari BUMN-BUMN kita ini sangat baik. Fundamental dari bank-bank kita sangat baik.
Dan itu bank-bank kita contohnya itu adalah standarnya standar internasional gitu. Parameternya parameternya internasional. Jadi kalau saya sih melihatnya fundamentalnya oke.
Bukan yang oke, baik kok. Dan kita kan investasi bukan untuk melihat 1-2 hari ini, kita investasi dalam jangka menengah, jangka long term. Jadi kalau saya sih tidak khawatir ya, karena saya sangat yakin karena alhamdulillah pengalaman kita juga saya 25 tahun di salah satunya saya start juga di pasar modal, di capital market.
Jadi saya melihat ini adalah suatu apa, akan kembali karena fundamental saham-saham kita ini sangat-sangat baik gitu ya.
Erick: Dividennya continue, bagus. Jadi kan kalau orang naik saham itu selain apresiasi kan dividennya ada, ini yang gak boleh dilupakan. Nah, itu tadi jelas dividennya, Kan gak semua dividen itu Menjadi perusahaan tertutup, yang tbk, Dengan tadi yang di proyeksikan dengan Pak Rosan, dividen ini harus angka-angka yang lebih besar, efisiensi dan lain-lain, itu kan sebuah guarantee juga buat market.
Danantara pada awalnya disebut hanya akan mengelola 7 BUMN, apa alasan pemerintah kemudian memutuskan kemudian Danantara akan mengelola seluruh BUMN?
Erick: Yes and no Jadi justru kan lahirnya Danantara ini Jangan membuat kebingungan baru. Di mana kalau kita Lihat di banyak negara Konsolidasi aset itu terjadi pada saat bersamaan. Jangan setengah-setengah. Kalau nanti kita melakukan sesuatu setengah-setengah malah gagal. 7 dulu, nanti 2 lagi enggak, tanggung, semuanya harus masuk.
Tadi di undang-undang dan peran antara Kementerian dan juga tadi Danantara sudah jelas sekarang. Jadi harus maksimal. Dan saya rasa Portfolio yang diberikan sekarang, dari dulu 114, dari 114 jadi 47, dari 47 itu 40 sehat, 7 underestructuring. Akan sehat juga
Nah ini yang saya rasa jangan selalu dilihat dari sisi negatif. Oh dari 7 tambah banyak jangan-jangan Danantara nanti gak bisa. Dalam arti Kementerian kita sama-sama.
Jangan dilihat dari situ. Ini konsolidasi total supaya dividennya maksimal. Dan semua operating systemnya semua kita bersinergi. Dan yang paling penting tadi program daripada rencananya, nanti yang Pak Rosan lagi siapkan.
Sekarang pasti market banyak nanya Ini rencananya buat investasi apa? Ini baru 2 hari kasihan. Kasih waktu Pak Rosan sebulan lah nanti Pak Rosan paparan rencana ini ini.
Rosan: Tambahan saja memang kita akan mengkonsolidasikan dan menciptakan nilai lebih ya value creation yang ingin kita ciptakan. Dan di saat bersamaan kita mau ingin mengoptimalisasi aset-aset ini yang ada.
Dan timnya juga saya kan juga dibantu di CEO saya juga ada Pak Dony Oskaria yang ada hadir disini. Itu kan sudah sangat mengetahui juga mengenai BUMN ini. Beliau juga wakil menteri di BUMN.
Dan setelah pembicaraan dengan Pak Erik langsung semua dan menurut saya ini gak 2 kali kerja juga. Karena kita bisa menganalisa ini secara keseluruhan, tidak piecemeal, tidak sebagian-sebagian Sehingga perencanaan kita ini menjadi lebih matang dan lebih komprehensif.
Bagaimana kita bisa meningkatkan value dari perusahaan-perusahaan BUMN ini yang sudah ada, yang sudah baik ya kita ingin lebih baik lagi. Yang belum baik ya kita sempurnakan dan yang paling penting kita akan sinergikan bersama-sama. Tidak hanya dengan antar BUMN tapi yang paling penting juga dengan private sector atau dunia usaha.
Karena kenapa ekonomi Indonesia ini kalau saya bilang kuenya ini kan makin lama makin besar. Dan BUMN ini kan punya limitasi juga gitu. Justru kita menginginkan peran dari dunia swasta ini jauh lebih besar ke depannya.
Kita ini hanya sebagai lokomotifnya saja. Tapi yang kita mau gandeng ini adalah dunia usaha, kemudian juga baik ya dari yang UMKM, dari yang menengah sampai yang besar. Semuanya ini ingin kita gandeng agar kita bisa bergerak bersama-sama.
Sehingga pertumbuhan perekonomian yang dicanangkan8% bisa dirasakan oleh semua lapisan masyarakat yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung dengan ada hadirnya Danantara.
(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:
Video: IHSG Anjlok Lebih dari 2%, Investor Khawatir Soal Danantara?
Next Article Sedang Rapat di Komisi VI, Erick Thohir Mendadak Tinggalkan Ruangan