Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) akan menerapkan meluncurkan layanan short selling dan intraday short selling di semester I tahun ini. Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengatakan layanan tersebut bertujuan untuk memberikan kesempatan pada investor dalam memaksimalkan profitabilitas di tengah kondisi ketidakpastian dan kondisi pasar yang bergejolak.
Ada 10 saham yang dapat ditransaksikan pada layanan tersebut di antaranya, PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Adaro Energy Tbk. (ADRO), PT Astra International Tbk. (ASII), PT. Barito Pacific Tbk. (BRPT), PT Sumarecon Agung Tbk. (SMRA), PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA).
Selain itu sejumlah perusahaan BUMN diantaranya, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM).
Menurutnya, di tengah dinamika global yang ikut berdampak pada pasar modal Tanah Air, para investor yang berpengalaman dapat menjadikan layanan ini sebagai peluang baru untuk menjala cuan.
"Dengan adanya short selling dan intraday short selling, investor bisa melakukan penjualan di pagi hari, dan di akhir sesi perdagangan atau sore hari bisa melakukan pembelian kembali dan mendapatkan keuntungan dari pergerakan pasar saat itu," kata Jeffrey dikutip, Rabu (12/2).
Bahkan, kata Jeffry, dengan adanya short selling dan intraday short selling ini juga dapat menambah likuiditas bagi pasar modal Indonesia.
Sementara, Head of Business Development 1 Division BEI Firza Rizqi Putra memaparkan, untuk short selling tahap pertama yang akan diterapkan pada kuartal II, hanya bisa dilakukan oleh investor ritel domestik yang masuk kategori saham-saham LQ45.
Menurutnya, 10 saham tersebut dipilih karena berdasarkan banyak pertimbangan termasuk likuiditas dan free flow yang tinggi. "Selain itu, kemungkinan untuk terjadinya pembentukan harga yang tidak wajar di pasar itu cukup rendah," ucapnya.
Selanjutnya, untuk tahap kedua, nantinya transaksi short selling bisa dilakukan oleh seluruh investor. Adapun saham-saham yang bisa ditransaksikan adalah saham LQ45 untuk investor institusi.
Ia menambahkan, implementasi short selling tahap pertama ini paling tidak akan berlangsung selama satu tahun.
"Minggu lalu kami juga melakukan sosialisasi kepada rekan-rekan influencer. Para trader influencer dan rekan-rekan trader influencer itu sangat antusias. Artinya permintaan terhadap layanan ini sangat tinggi," pungkasnya.
(fsd/fsd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Diburu Investor, Apa Itu Fenomena January Effect?
Next Article Investor Saham RI Tembus 6 Juta, Didominasi Ritel