BI, World Bank dan IMF Ramal Indonesia Hanya Tumbuh 5,1% di 2025

3 months ago 32

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Dunia atau World Bank memperkirakan pertumbuhan Indonesia mengalami stagnasi pada 2024 hingga 2025. Dalam laporan Global Economic Prospects yang diterbitkan 17 Januari 2025, ekonomi Indonesia diproyeksi tumbuh 5,1% pada 2024 dan 2025.

Meskipun masih tumbuh di kisaran 5%, Bank Dunia memperingatkan dalam beberapa tahun mendatang, negara-negara berkembang akan membutuhkan 'buku pedoman baru' yang menekankan reformasi domestik untuk mempercepat investasi swasta, memperdalam hubungan perdagangan, dan mempromosikan penggunaan modal, bakat, dan energi yang lebih efisien.

"Sebagian besar kekuatan yang pernah membantu kebangkitan mereka telah menghilang. Sebagai gantinya, muncul hambatan yang menakutkan: beban utang yang tinggi, pertumbuhan investasi dan produktivitas yang lemah, dan meningkatnya biaya perubahan iklim," kata Indermit Gill, Kepala Ekonom dan Wakil Presiden Senior untuk Ekonomi Pembangunan Grup Bank Dunia dikutip Senin (20/1/2025).

Bank Dunia menegaskan negara-negara berkembang lebih penting bagi ekonomi global dibandingkan pada awal abad ini.

"Mereka menyumbang sekitar 45% dari PDB global, naik dari 25% pada tahun 2000. Saling ketergantungan mereka juga telah tumbuh: lebih dari 40% ekspor barang mereka ditujukan ke negara-negara berkembang lainnya, dua kali lipat dari porsi pada tahun 2000," ungkap laporan Bank Dunia.

Negara-negara berkembang juga telah menjadi sumber penting aliran modal global, remitansi, dan bantuan pembangunan bagi negara-negara berkembang lainnya: antara tahun 2019 dan 2023, mereka menyumbang 40% dari remitansi global-naik dari 30% pada dekade pertama abad ini.

Sejalan dengan Bank Dunia, International Monetary Fund (IMF) dalam World Economic Outlook Edisi Januari 2025 memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya mencapai 5,1% pada tahun ini.

Proyeksi kedua lembaga internasional ini ternyata sejalan dengan Bank Indonesia (BI). Adapun, BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2024 akan tumbuh sedikit di bawah titik tengah 4,7% sampai 5,5% atau tepatnya sekitar 5,1%.

Gubernur BI Perry Warjiyo menuturkan pertumbuhan ekspor pada tahun ini akan lebih rendah sehubungan melambatnya permintaan di negara mitra dagang utama RI, kecuali AS.

Lalu, BI melihat adanya penurunan daya beli masyarakat khususnya kelas menengah. "Konsumsi rumah tangga lemah, khususnya golongan menengah ke bawah sehubungan belum kuatnya ekspektasi penghasilan dan ketersediaan lapangan kerja," ujarnya dalam konferensi pers RDG BI, Rabu (15/1/2025).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi proyeksi Bank Dunia hingga BI. Dia mengaku tetap optimis terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Memang beberapa termasuk BI juga menurunakan (pertumbuhan ekonomi) dari 5,2% ke 5,1%, tapi pemerintah tetap optimis ini kan masih bulan Januari jadi kita lihat saja perkembangan ke depan," kata Airlangga saat ditemui media, Jumat (20/1/2025).

Dia pun memastikan pemerintah akan memanfaatkan momentum Ramadan dan Idulfitri untuk menggenjot sektor konsumsi, yang selama ini menjadi motor pertumbuhan Indonesia.

"Pemerintah tetap optimis, ini masih Januari. Jadi kita lihat saja perkembangan ke depan dan pemerintah melihat pada Maret nanti ada Lebaran sehingga kita akan terus menggenjot sektor konsumsi," tegasnya.


(haa/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Rupiah Hampir Tembus Rp16.400/USD, Airlangga: Kita Tak Khawatir

Next Article Video: Bank Dunia Modali Negara Kepulauan Pasifik Lebih Dari Rp 1 T

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|