Jakarta, CNBC Indonesia - Pusat perbelanjaan di Jakarta harus berbenah agar bisa tetap menarik konsumen berkunjung. Saat ini, sektor ritel food and beverage (F&B), baik restoran, café, maupun grab-and-go, masih memimpin pasar ritel Jakarta.
Total penyerapan kurang lebih 9 ribu meter persegi dimana permintaan ruang retail pada kuartal ini, yang ditopang oleh sektor FnB dan mulai aktifnya ekspansi dari fashion dan entertainment.
Associate Director Research & Consultancy Department PT Leads Property Services Indonesia Martin Hutapea menyebut banyak nama baru dengan konsep unik bermunculan, tidak hanya di shopping mall tapi juga dalam bentuk stand-alone di kawasan seperti Menteng, Kemang, Senopati, Gunawarman, Pantai Indah Kapuk dan, Puri Indah.
"Segmen lifestyle dan entertainment untuk kelas menengah atas semakin berkembang di berbagai titik strategis Jakarta, seperti SCBD, PIK, Kemang, dan Puri Indah. Berbeda dengan tren sebelumnya yang terpusat di shopping mall, kini banyak brand premium lifestyle mengadopsi konsep stand-alone untuk menciptakan pengalaman yang lebih eksklusif dan destination-focused," kata Martin dalam Leads Property Media Briefing Jakarta Property Market Insight Q1 2025, Kamis (19/6/2025).
Foto: (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Suasana di dalam Pusat Perbelanjaan Gajah Mada Plaza, Jakarta Pusat, Selasa (17/6/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari Rizky)
Kategori sport fashion terus mencatat pertumbuhan yang solid di berbagai pusat perbelanjaan. Produk seperti sepatu olahraga dan apparel sport menjadi magnet baru yang menarik konsumen, seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap gaya hidup aktif dan tren athleisure
"Tren wholesale supermarket semakin bergeser ke online shopping. Supermarket yang akan bertahan adalah yang fokus menyediakan produk impor dan barang segar (fresh goods)," sebut Martin.
Semakin banyak shopping mall melakukan perubahan konsep dan peremajaan untuk bertahan dalam kompetisi dengan mal yang lebih baru dan established. Shopping mall yang terintegrasi dengan sarana transportasi umum diproyeksikan akan semakin diminati pengunjung, berpotensi menaikkan tingkat hunian.
"Konsep lokasi olahraga seperti padel, bulutangkis, golf, billiard, yoga, beauty clinic, dan lain-lain akan terus berkembang, berpotensi dikembangkan berdampingan dengan area ritel F&B berupa café atau restoran," sebut Martin.
Bermunculan luxury brands lintas generasi, membuat perbelanjaan barang mewah tidak lagi didominasi Generasi X, tapi juga melibatkan Generasi Milenial, Generasi Z, dan bahkan Generasi Alpha.
Secara keseluruhan, total ruang retail yang kosong belum terserap pasar sebanyak 350 ribu meter persegi. Harga sewa terbilang stabil yakni naik kurang lebih ±3%, dimana penyesuaian yang terjadi hanya padal harga penawaran yang sebagian besar ditopang oleh prime malls.
Adapun Total pasokan ruang retail di seluruh Jakarta, yang tersebar di dalam dan luar CBD sebanyak kurang lebih 3,5 juta meter persegi.
(fys/wur)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ya Ampun! Duit Orang Kelas Menengah RI Menipis-Pilih Beli Barang Murah