'Bom Waktu' Industri Otomotif China, Pemerintah dan Diler Kompak Teriak

1 day ago 12

Jakarta, CNBC Indonesia - Kelompok diler mobil di China pada hari Selasa (3/6/2025) meminta produsen untuk berhenti menjual terlalu banyak mobil. Hal ini disampaikan langsung saat Negeri Tirai Bambu mengalami oversupply kendaraan roda empat.

Kamar Dagang Diler Mobil China mengatakan bahwa kondisi ini menciptakan perang harga yang ketat menekan arus kas mereka. Hal ini pada akhirnya menurunkan profitabilitas mereka dan memaksa beberapa diler untuk tutup.

"Kondisi yang dihadapi diler mobil telah menjadi "makin parah" di tengah putaran baru diskon besar-besaran sejak kuartal kedua," tutur asosiasi itu kepada Reuters.

Para diler juga meminta produsen mobil untuk menetapkan target produksi dan penjualan tahunan yang wajar. Para produsen juga tidak boleh mentransfer inventaris ke diler dan memaksa mereka untuk menimbun mobil.

"Siklus pembayaran kepada diler harus dipersingkat dan diler tidak boleh dipaksa untuk menarik diri dari jaringan dan menutup toko mereka atas nama mengoptimalkan saluran jaringan," ujarnya.

Usulan tersebut muncul setelah seruan resmi selama akhir pekan bagi industri otomotif untuk menghentikan perang harga yang merugikan. Bahkan, dealer besar produsen mobil listrik terkemuka BYD gulung tikar dengan sedikitnya 20 dilernya ditemukan kosong atau tutup.

Seruan serupa juga disampaikan Kementerian Industri China. Lembaga pemerintah itu meminta agar industri otomotif setempat menyetop praktik perang harga karena berdampak sangat serius untuk persaingan ke depan.

"Tidak ada pemenang dalam perang harga, apalagi masa depan," kata pejabat kementerian yang dikutip kantor berita Xinhua, Sabtu (31/5/2025).

Penghentian perang harga juga diserukan Produsen Mobil China (CAAM). Praktik tersebut disebut akan berdampak pada profitabilitas dan efisiensi. CAAM mengatakan gelombang baru perang harga terjadi setelah diskon besar pada 23 Mei 2025. Namun tidak dijelaskan siapa yang melakukannya.

"CAAM mengusulkan solusi perusahaan mobil untuk memiliki prinsip persaingan adil. Selain itu meminta pemain besar bisa menahan diri dan monopoli pasar," papar organisasi itu


(tps)

Saksikan video di bawah ini:

Video: DRMA Siap Manfaatkan Peluang Baru Pasca Insentif Berakhir

Next Article China Punya Mobil Murah Calon 'Pembunuh' Alphard, Tampangnya Mirip

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|