Jakarta, CNBC Indonesia - Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi menjamin stok pangan menjelang Ramadan 2025 dalam kondisi aman dan cukup. Hal ini disampaikannya saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IV DPR RI, Selasa (4/2/2025). Juga, produksi beras musim panen awal tahun ini diprediksi akan surplus hampir 1 juta ton.
Dalam rapat tersebut, Arief memaparkan proyeksi neraca pangan nasional menunjukkan tren positif. Berdasarkan proyeksi neraca pangan dari Januari hingga Desember 2025, yang diperbarui per 21 Januari 2025, Arief menyebut 12 komoditas pangan strategis dalam kondisi aman. Salah satu komoditas utama yang menjadi perhatian adalah beras.
"Ketersediaan pangan menjelang Ramadan, secara umum ketersediaan 12 komoditas pangan strategis diproyeksikan aman dan cukup," katanya.
"Khusus komoditas beras, Perum Bulog saat ini memiliki stok 1,94 juta ton (data per 3 Februari 2025), tersebar di seluruh gudang Indonesia. Stok tersebut, perlu disampaikan carry over stock 2024 dan merupakan stok terbesar yang ada selama ini di Perum Bulog di 5 tahun terakhir," ungkap Arief.
Dengan cadangan sebesar ini, pemerintah optimistis kebutuhan beras selama Ramadan hingga Lebaran nanti dapat terpenuhi dengan baik.
Arief juga memaparkan proyeksi produksi beras, mengacu kerangka sampel BPS untuk Desember 2024, pada periode Januari-Maret 2025 diperkirakan surplus 900.000 ton atau hampir 1 juta ton dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Bahkan, total produksi selama periode tersebut diproyeksikan mencapai 2,91 juta ton, lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.
Di sisi lain, dia pun meminta masyarakat menerapkan pola konsumsi yang sehat dan bijak. "Kami juga ingin mengajak kembali seluruh pihak untuk mengonsumsi makan enak, makan sehat, bergizi seimbang," imbuhnya.
"Jelang peak season Puasa dan Lebaran ke depan, masyarakat diharapkan senantiasa menerapkan setop boros pangan dan belanja bijak," sambung Arief.
Stabilisasi Harga Pangan
Lebih lanjut, Arief menyampaikan, secara umum harga pangan nasional menunjukkan kestabilan. Namun, dia mencatat ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan di tingkat konsumen, di saat bersamaan ada juga komoditas yang anjlok di tingkat produsen
Di tingkat produsen, beberapa komoditas seperti jagung pipil kering, bawang merah, dan daging ayam dijual di bawah Harga Acuan Pembelian (HAP). Sebaliknya, di tingkat konsumen, beberapa komoditas justru dijual di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) dan/atau HAP, seperti Minyakita, cabai rawit merah, cabai merah keriting, dan beras medium.
"Bapanas mengajak seluruh stakeholder terkait, baik di pusat maupun daerah untuk mendukung upaya stabilisasi pasokan dan harga pangan, dengan gerakan pangan murah yang selalu dikerjakan, fasilitasi distribusi pangan, dan kerja sama antar daerah," ujarnya.
Selain menjaga harga pangan di pasar, Bapanas juga berkomitmen untuk memastikan kesejahteraan petani. Nilai Tukar Petani (NTP) per Januari 2025 menunjukkan angka 123,68, dengan Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) sebesar 109,06. Angka ini lebih tinggi 0,14% dibandingkan Desember 2024, menandakan pendapatan petani tetap terjaga meskipun ada fluktuasi harga di pasar.
"Dengan adanya kepastian harga pangan, kebijakan harga pangan, serta harga pembelian pemerintah, juga kita jaga nilai tukar petani selalu di atas 100," kata Arief.
Foto: Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV bersama Kepala Bapanas dan BUMN Pangan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (4/2/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari RIzky)
Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV bersama Kepala Bapanas dan BUMN Pangan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (4/2/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari RIzky)
(dce)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Bapanas Sebut Tahun 2025 Tidak Ada Impor Beras
Next Article Badan Pangan Ingatkan Waspada! Setahun, Beras RI "Lenyap" Sampai 85%