Bos Buruh Bunyikan Alarm Darurat PHK Massal, Ancam Mau Demo Besar

20 hours ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Setidaknya ada 400 orang buruh PT Sanken Indonesia dipastikan akan kehilangan pekerjaan alias kena pemutusan hubungan kerja (PHK) setelah perusahaan menutup total pabriknya pada Juni 2025 nanti. Penutupan pabrik itu dilakukan menyusul perintah dari induk perusahaan yang berlokasi di Jepang. 

PT Sanken Indonesia berlokasi di Kawasan Industri MM2100 Cibitung, Bekasi ini memproduksi komponen elektronik seperti transformer (trafo). 

Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan, saat ini ada 400 orang karyawan PT Sanken Indonesia yang merupakan anggota KSPI dan berstatus masih bekerja sampai dengan Juni 2025. Dia mengungkapkan, rencana penutupan pabrik sebenarnya sudah disampaikan pihak manajemen sejak sekitar satu tahun yang lalu.

"Serikat pekerja FSPMI-KSPI PT Sanken Indonesia masih terus berunding dengan manajemen perusahaan tentang besaran pesangon dan hak-hak lainnya yang akan diterima pekerja. PT Sanken Indonesia yang berasal dari Jepang ini telah setuju untuk memberikan pesangon karyawannya sebesar 2,6 kali peraturan undang-undang, atau 1,6 kali di atas 1 kali peraturan undang-undang. Tetapi serikat pekerja masih menegosiasikan di atas 3 kali peraturan undang-undang dikarenakan rata-rata usia pekerja akan sulit mencari pekerjaan baru pasca PHK. Selain itu, perusahaan selama beroperasi di Indonesia puluhan tahun juga telah mendapatkan keuntungan yang besar sekali," katanya dalam keterangan tertulis, Jumat (21/2/2025).

"Perundingan antara serikat pekerja FSPMI-KSPI dengan manajemen perusahaan masih terus berlangsung dan kedua belah pihak bersepakat tidak akan melibatkan pihak ketiga termasuk pemerintah dalam perundingan internal ini," kata Said Iqbal.

Tutupnya pabrik dan PHK PT Sanken Indonesia, ujarnya, merupakan alarm darurat ancaman PHK puluhan ribu karyawan di sektor industri elektronik. Di mana sebelumnya juga ratusan ribu buruh ter-PHK di sektor industri tekstil, garmen, sepatu, sepanjang tahun 2024. Juga, kata dia, di awal tahun 2025 ini, PT Yamaha Music Indonesia, yang memproduksi piano dan berorientasi ekspor, telah memangkas 1.100-an orang buruhnya. Yaitu 400-an orang di pabrik di Cibitung dan 700-an orang di pabrik di Jakarta. 

"PHK besar-besaran ribuan buruh di 2 perusahaan ini dengan alasan relokasi produksi ke negara asalnya yaitu Jepang, dan ada sebagian relokasi ke China, menjadi alarm ancaman PHK besar-besaran di Indonesia khususnya sektor elektronik-elektrik. Oleh karena itu, Partai Buruh dan KSPI menuntut pemerintah untuk mengambil langkah antisipasi terhadap ancaman PHK puluhan ribu buruh di sektor elektronik-elektrik dan ratusan ribu buruh yang sudah ter-PHK di sektor tekstil, garmen, dan sepatu sepanjang tahun 2024," ujarnya.

"Bila tidak ada solusi dan langkah-langkah yang jelas dari pemerintah, maka bisa dipastikan angka pengangguran akan meningkat, PHK terjadi di mana-mana, dan industri nasional terancam bangkrut," tambahnya. 

Menteri Perindustrian, Menteri Perdagangan, Menteri Tenaga Kerja, dan Menko Perekonomian, kata dia, harus bekerja maksimal sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto untuk meningkatkan daya saing industri nasional dan menghindari PHK massal.

"Bapak Presiden Prabowo Subianto harus segera mengevaluasi kinerja para menteri tersebut, bila tidak sanggup selayaknya diganti. Industri nasional harus diselamatkan agar terhindar dari PHK besar-besaran," cetusnya.

Said Iqbal menyampaikan, Partai Buruh dan KSPI akan menggelar aksi besar-besaran di seluruh wilayah Indonesia sebelum memasuki bulan Ramadan untuk meminta pemerintah melindungi buruh dari ancaman PHK besar-besaran dan membangun industri nasional yang kuat.


(dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Pelantikan Kepala Daerah - Trump Kenakan Tarif Chip Taiwan

Next Article Pabrik Sanken di Cikarang Tutup, Terungkap Alasannya Ini

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|