Bos ChatGPT Disebut Bohong, Anak Buah Zuckerberg Serang Balik

9 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - CTO Meta, Andrew Bosworth ikut mengomentari soal kabar Meta yang mencari ahli AI dan berani menggaji mereka hingga US$100 juta (Rp 1,6 triliun). Termasuk menyebut CEO OpenAI Sam Altman tak jujur soal kabar tersebut.

Belum lama ini dikabarkan Meta giat mencari insinyur dan peneliti AI untuk masuk bekerja di raksasa teknologi tersebut dan menyiapkan gaji besar untuk mereka. Beberapa karyawan dari OpenAI disebut berupaya untuk dibajak oleh Meta.

Altman juga sempat angkat bicara soal hal ini. Dia mengatakan tawaran Meta tidak mencerminkan budaya yang hebat di perusahaan yang dipimpin oleh CEO Mark Zuckerberg tersebut.

Beberapa waktu kemudian, hal ini juga dibahas dalam rapat Meta saat sejumlah karyawan menanyakan soal bonus US$100 juta untuk karyawan baru kepada para eksekutif perusahaan.

Bosworth menyebut Altman tak jujur soal isu tersebut dan mengesankan Meta melakukannya untuk setiap pegawai.

"Dia memberikan kesan kami melakukan ini untuk setiap orang. Begini, pasarnya memang panas. Namun tidak sepanas itu," kata Bosworth dikutip dari The Verge, Selasa (1/7/2025).

Dia juga menuding Altman memberikan penawaran tandingan. Hal itu membuat Altman menciptakan pasar kerja sendiri bagi sejumlah bagian kecil bagi pegawai senior.

"Itu bukan hal umum terjadi di ruang AI. Dia juga tidak menyebutkan syarat apa saja dari tawaran itu. Ini bukan sebuah bonus masuk, namun semua hal berbeda dari ini," jelasnya.

Bukan hanya tak jujur, Bosworth juga menyebut Altman suka melebih-lebihkan pada sesuatu. Menurutnya, hal ini karena ada beberapa pegawai OpenAI yang akhirnya berlabuh ke Meta.

Keberhasilan Meta mendatangkan talenta berbakat dari OpenAI, Bosworth menambahkan membuat Altman tidak terlalu senang.

"Sam dikenal suka melebih-lebihkan, dan dalam kasus ini, saya tahu persis mengapa dia melakukannya, karena kami berhasil mendatangkan bakat dari OpenAI. Dia tidak terlalu senang dengan hal itu," ujarnya.

Meta Platforms diketahui agresif membajak peneliti OpenAI, perusahaan teknologi di balik aplikasi ChatGPT. Dalam sepekan terakhir, sudah 7 orang pegawai OpenAI pindah ke Meta.

Meta adalah perusahaan induk dari Facebook, Instragram, dan WhatsApp. Mark Zuckerberg, CEO Meta dan pendiri Facebook, memang punya ambisi besar untuk mendorong pengembangan kecerdasan buatan.

Laporan The Information yang dikutip Reuters menyatakan empat peneliti OpenAI bernama Shengjia Zhao, Jiahui Yu, Shuchao Bi dan Hongyu Ren telah setuju untuk pindah ke Meta. Sebelumnya, Wall Street Journal mengabarkan bahwa Meta telah merekrut tiga pegawai OpenAi yang bermarkas di Swiss, yaitu Lucas Beyer, Alexander Kolesnikov, dan Xiaohua Zhai

Zuckerberg telah menyiapkan daftar insinyur dan peneliti AI untuk masuk ke perusahaannya. Laporan Wall Street Journal menyebutkan dia sendiri yang menghubungi tiap kandidat yang diinginkan, dikutip dari The Guardian, Minggu (29/6/2025).

Beberapa nama dalam daftar itu berasal dari kampus terkemuka seperti lulusan baru PhD di University of California Berkeley dan Carnegie Melon. Adapula dari beberapa pesaing Meta termasuk OpenAI dan DeepMind dari Google.


(dem/dem)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Kalah Telak, Amerika Siapkan Senjata Baru Lawan China

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|