Breaking! IHSG Anjlok 1% Lebih, Ini Saham Biang Keroknya

1 month ago 26

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tersungkur ambles 1% setelah sempat mencatatkan rebound signifikan pada perdagangan Rabu (12/2/2025) kemarin.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sempat berada di jalur hijau pada detik pertama pembukaan perdagangan di level 6.648, namun 3 menit berikutnya, pada 09.03 WIB kembali ke zona merah ke level 6.594 atau 47 poin atau 0,71%.

Pada titik terendah perdagangan intraday, IHSG bahkan sempat ambruk 1,14% ke 6.569,81

Nilai transaksi perdagangan pagi ini mencapai Rp 3,36 triliun dengan volume sebanyak 5,54 miliar lembar saham yang berpindah tangan sebanyak 417 ribu kali . Sebanyak 245 saham menguat, 279 saham turun, dan 229 saham stagnan.

Secara sektoral, nyaris sektor yang diperdagangkan di IHSG berada di zona merah kecuali sektor infrastruktur dan kesehatan yang bergerak di zona hijau.

Koreksi terbesar terjadi di sektor transportasi yang melemah 0,99% dan diikuti oleh sektor energi yang turun 0,83%.

Secara spesifik saham emiten kapitalisasi besar dan blue chip masih menjadi beban utama pergerak IHSG hari ini.

Telkom Indonesia (TLKM) dan Amman Mineral Internasional (AMMN) menjadi dua saham dengan kontribusi terbesar atas pelemahan IHSG masing-masing sebesar 13 dan 11 indeks poin.

Kemudian ada juga emiten Prajogo Pangestu, Barito Renewables Energy (BREN), yang kembali terperosok usai mengalami penguatan pada perdagangan kemarin. Saham BREN tercatat turun 2,39% dan berkontribusi atas pelemahan 9 poin indeks IHSG.

Lalu melengkapi empat besar ada saham Bank Central Asia (BBCA) yang turun 0,82% dan berkontribusi atas pelemahan IHSG 6,51 indeks poin.

Terpuruknya IHSG seiring dengan aksi jual asing yang masih terjadi. Pada perdagangan 12 Februari 2025, investor asing tercatat melakukan penjualan bersih sebesar Rp208,21 miliar di seluruh pasar dan sebesar Rp231,14 miliar di pasar reguler. Di samping itu, mereka juga melakukan pembelian bersih sebesar Rp22,93 miliar di pasar negosiasi dan tunai.

Sementara itu, hari ini pasar keuangan juga di dorong oleh beberapa sentimen positif dari dalam negeri hingga sentimen dari luar negeri. Namun, lonjakan inflasi AS bisa membebani rupiah hingga IHSG hari ini.

Perdagangan hari ini diselimuti sejumlah sentimen pasar yang menjadi perhatian investor.

Inflasi AS secara mengejutkan mengalami lonjakan cukup tajam pada Januari 2025. Inflasi menembus 0,5% secara bulanan (month to month/mtm) atau yang tertinggi sejak Agustus 2023 atau hampir 1,5 tahun.

Inflasi juga melesat 3,0% secara tahunan (year on year/yoy) pada Januari 2025 atau tertinggi sejak Juni 2024. Sementara itu, inflasi inti tercatat 3,3% (yoy) pada Januari 2025 atau naik dibandingkan Desember 2024 yang tercatat 3,2%. Inflasi jauh di atas ekspektasi yakni 0,3 (mtm) dan 2,9% (yoy).

Kenaikan inflasi dipicu oleh meningkatnya harga energi dan pangan, terutama telur. Harga telur melonjak 53% setahun dan 15,2% sebulan karena terjadi kekurangan yang meluas akibat wabah flu burung yang mematikan.

Dengan adanya lonjakan inflasi maka harapan pelaku pasar untuk melihat pelonggaran suku bunga secara signifikan akan sirna. Inflasi merupakan pertimbangan utama bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) dalam menentukan kebijakan suku bunga.

Dalam perkembangan lain, mayoritas bursa Asia-Pasifik dibuka menguat pada perdagangan pagi ini, Kamis (13/2/2025). Nikkei memimpin penguatan dengan 1,19% ke 39.427dan diikuti Hang Seng yang naik 0,46% ke 21.958.

Begitu pula dengan Indeks Kospi menguat 0,71% ke 2.566,52 dan indeks ASX 200 menguat 0,34% ke 8.564,2. Sementara itu, FTSE Straits Times turun tipis 0,08% ke 3.871,58 dan FTSE Malay melemah 0,04% ke 1.602,44.


(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Lagi Diskon "Gede-gedean!"

Next Article Menguat! Potret Bursa Saham di Hari Pertama Prabowo-Gibran

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|