Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut saat ini perang dunia sudah berubah. Jika zaman dahulu perang dengan senjata api, kini dunia perang dengan teknologi, salah satunya terkait perdagangan chip.
"Sekarang perang itu sudah berubah. Bukan hanya perang tembak-tembakan saja tetapi sudah ada perang chip," kata Luhut, mengutip pernyataan Ray Dalio, pendiri Bridgewater Associates yang merupakan hedge fund terbesar di dunia, Sabtu (18/1/2025).
Dalam diskusi dengan Dalio, yang juga merupakan salah satu anggota Global Advisory Board DEN, Luhut menekankan bahwa negara yang menguasai teknologi chip akan memimpin masa depan.
Menurut Luhut, masalah juga akan muncul jika negara-negara yang memproduksi chip tersebut tak bersedia menjualnya ke negara-negara lain. "Kita bisa mati," imbuhnya.
Salah satu contohnya adalah ketika Amerika Serikat memperketat aturan ekspor semikonduktor ke China untuk membatasi akses Negeri Tirai Bambu terhadap teknologi canggih pada Oktober 2023 lalu.
"Langkah ini menunjukkan bagaimana perang modern bergeser dari artileri ke teknologi, dengan dampak besar pada rantai pasokan global. Di sisi lain, China mempercepat investasi untuk membangun kemampuan teknologinya sendiri, mengurangi ketergantungan pada teknologi asing," jelasnya.
Di sisi lain, Luhut juga mengatakan Indonesia tidak boleh diam saja untuk masalah ini, apalagi saat ini posisinya sudah ketinggalan jauh dengan negara tetangga Malaysia yang telah membuat Special Economic Zone.
"Mereka (Malaysia) mencontoh dari kita tetapi mereka memberikan insentif lebih bagus kita. Ini kadang-kadang berpikirnya mintanya untung melulu," kata Luhut. "Kita tidak bisa terus menjadi penonton, apalagi saat negara tetangga mulai memberikan insentif besar untuk menarik investasi teknologi,"
Padahal, menurut Luhut, Indonesia memiliki potensi besar untuk bersaing. Namun, konsistensi regulasi menjadi tantangan tersendiri. Salah satunya adalah menjaga kepercayaan dengan kebijakan yang jelas dan janji yang ditepati.
"Kepastian hukum dan regulasi yang konsisten adalah kunci untuk menarik investasi strategis," ujarnya. "Dengan kebijakan yang transparan, akuntabel, dan efisien, saya yakin Indonesia dapat menjadi pemain utama di industri teknologi global."
(pgr/pgr)
Saksikan video di bawah ini:
Video : Luhut Sebut Kebijakan RI Kurang Tepat Sasaran
Next Article Luhut Mengenang Faisal Basri: Kita Berbeda, Tapi Kita Tetap Teman