Jakarta, CNBC Indonesia - Perum Bulog mendapatkan mandat melakukan pengadaan 3 juta ton setara beras dari dalam negeri pada tahun 2025, untuk mendukung stabilitas pangan nasional. Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama Perum Bulog Wahyu Suparyono dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi IV DPR RI, Selasa (4/2/2025).
Untuk memastikan target ambisius tersebut bisa tercapai, berbagai strategi telah disiapkan Bulog, mulai dari kerja sama dengan petani hingga pelibatan aparat TNI-Polri di lapangan.
Wahyu memaparkan, realisasi pengadaan Bulog dari tahun ke tahun menunjukkan fluktuasi signifikan. Pada tahun 2009 dan 2012, Bulog pernah mencatatkan puncak pengadaan dengan capaian 3,6 juta ton. Namun, setelah 2012, terjadi tren penurunan bertahap yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti perubahan iklim, kebijakan, dan dinamika pasar.
"Data (historis) ini menjadi dasar penting dalam merancang strategi pengadaan beras di tahun 2025. (Salah satu upaya yang tengah dilakukan Perum Bulog) dengan memaksimalkan penyerapan hasil panen petani selama periode utama panen," kata Wahyu.
Untuk mengoptimalkan pengadaan, Bulog menerapkan strategi yang fokus pada sinergi di tingkat daerah. Kantor Wilayah (Kanwil) dan Kantor Cabang (Kancab) Bulog akan bekerja sama dengan petani, kelompok tani (poktan), dan gabungan kelompok tani (gapoktan). Melalui kemitraan ini, Bulog berharap bisa menyerap hasil panen petani secara maksimal.
Selain itu, Bulog membentuk posko pengadaan di setiap wilayah kerja dan mengerahkan tim jemput gabah. Tim ini akan bekerja sama dengan Liaison Officer (LO) untuk mempercepat proses penyerapan hasil panen langsung dari lapangan. Yang menarik, dalam pelaksanaannya, Bulog juga melibatkan TNI dan Polri sebagai upaya ekstra untuk mendukung penyerapan gabah.
"Melalui kemitraan dengan mitra maklon dan berbagai pemangku kepentingan terkait, sebagai bentuk upaya extraordinary untuk mendukung serap gabah di lapangan. Seluruh proses ini didukung oleh sistem monitoring harian Untuk memastikan kendali dan percepatan serapan gabah dan beras dalam negeri secara optimal," jelasnya.
Sebagai bagian dari strategi pengadaan, Perum Bulog melakukan pembelian gabah kering panen (GKP) yang diolah menjadi beras di sentra pengolahan padi atau melalui mitra makloon sesuai HPP.
"Proses pembelian dilakukan oleh tim jemput gabah. Sementara poktan dan gapoktan mengirimkan GKP ke mitra maklon untuk mengolahnya menjadi beras. Untuk mempermudah akses, Kantor Wilayah dan Kantor Cabang Bulog memasang spanduk pada mitra maklon sebagai sentra pembelian GKP," tambah dia.
Wahyu mengatakan, optimalisasi pengadaan beras juga memanfaatkan infrastruktur pengolahan gabah yang ada. Dengan total kapasitas pengeringan resmi sebesar 751.000 ton per bulan, Bulog menargetkan bisa menyerap 675.000 ton gabah kering panen (GKP) selama Musim Panen (MP) 1.
Selain itu, Bulog bekerja sama dengan 1.294 mitra pengolahan padi (MPP) yang aktif. Pengadaan beras melalui mitra ini dilakukan dengan harga Rp12.000 per kilogram, sesuai ketentuan Badan Pangan Nasional (Bapanas). Beras hasil pengolahan ini diterima langsung di pintu gudang Bulog.
"Sementara mitra juga melakukan pembelian GKP dari petani sesuai HPP. Strategi pendukungnya mencakup pembuatan surat pernyataan komitmen pengadaan dan melampirkan dokumen-dokumen lainnya yang diperlukan," ujarnya.
Tak hanya itu, Wahyu menyampaikan pihaknya juga menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi), Kementerian Pertanian, dan Asisten Teritorial Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad).
"Kerja sama ini kami tandatangani pada 30 Januari 2025. Perpadi berkomitmen memasok 2,1 juta ton setara beras dari 16 wilayah, dengan kontribusi terbesar dari Sulawesi Selatan sebesar 500.000 ton," jelas Wahyu.
Sinergi ini diharapkan bisa memperkuat pengadaan beras nasional dan memastikan suplai stabil sepanjang tahun.
Lebih lanjut, Wahyu juga melaporkan, hingga 3 Februari 2025, realisasi pengadaan dalam negeri sudah mencapai 18,3 ribu ton. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
"Peningkatan signifikan ini mencerminkan optimalisasi strategi Bulog dalam memperkuat serapan awal tahun, khususnya untuk mendukung pencapaian target yang telah ditentukan," pungkasnya.
Foto: Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV bersama Kepala Bapanas dan BUMN Pangan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (4/2/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari RIzky)
Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IV bersama Kepala Bapanas dan BUMN Pangan di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (4/2/2025). (CNBC Indonesia/Martyasari RIzky)
(dce)
Saksikan video di bawah ini:
Video: RI Mau Swasembada Pangan, Bulog Harus "Kuasai" Stok-Beras Cs
Next Article Bukan Impor India, Ini Sumber Beras Bulog untuk Kunci Stok 2 Juta Ton