Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bursa saham di kawasan Asia Pasifik bergerak di zona merah. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jadi paling amburadul.
CNBC Indonesia memantau sampai perdagangan Selasa hari ini (25/2/2025) pukul 14.50 WIB, IHSG jatuh 2,45% ke posisi 6.584.22.
Kejatuhan IHSG hari ini menjadi yang paling buruk di kawasan Asia Pasifik yang mayoritas terjerembab di zona merah. Hanya bursa saham India yang menguat sebesar 0,28%.
Penurunan IHSG disebabkan oleh berbagai ketidakpastian yang membuat pelaku pasar cenderung hati-hati.
Dari luar negeri, Presiden Donald Trump mengatakan pada Senin (24/2/2025) bahwa tarif besar-besaran AS terhadap impor dari Kanada dan Meksiko akan dilanjutkan ketika penundaan penerapan selama sebulan berakhir minggu depan.
"Tarif tersebut akan dilanjutkan sesuai jadwal," kata Trump saat ditanya dalam konferensi pers di Gedung Putih apakah tarif yang ditunda untuk kedua mitra dagang AS tersebut akan segera diberlakukan kembali, dikutip dari CNBC International.
Presiden mengklaim bahwa AS telah dimanfaatkan oleh negara-negara asing dalam hampir segala hal dan menegaskan kembali rencananya untuk menerapkan tarif timbal balik atau resiprokal yang disebutkan. "Jadi tarif tersebut akan dilanjutkan, ya, dan kami akan mengejar banyak hal yang tertinggal," kata Trump.
Selain itu, Morgan Stanley juga menurunkan peringkat saham Indonesia dalam indeks Morgan Stanley Capital International (MSCI) dari equal-weight (EW) menjadi underweight (UW).
Dalam laporan terbarunya, MSCI mengatakan, langkah ini diambil seiring dengan melemahnya prospek pertumbuhan ekonomi domestik serta tekanan terhadap profitabilitas perusahaan di sektor siklikal.
Morgan Stanley menyoroti pergeseran tren return on equity (ROE) yang kini lebih menguntungkan China dibanding Indonesia. Analis menilai bahwa ROE saham-saham di China mulai menunjukkan pemulihan, terutama didorong oleh perbaikan kinerja operasional dan efisiensi neraca keuangan pada sektor yang memiliki bobot besar dalam indeks.
Sementara dari dalam negeri, ketidakpastian masih datang dari sikap pelaku pasar yang masih cenderung monitor perkembangan dari badan pengelola investasi, Danantara yang baru diresmikan kemarin Senin (24/2/2025) dan wait and see bank emas yang diresmikan besok Rabu (26/2/2025).
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)
Saksikan video di bawah ini: