Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk(BRI), Sunarso menegaskan bahwa kondisi fundamental BRI masih sangat baik dan solid. Hal ini didukung oleh Capital Adequacy Ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal yang kuat .
"Aspek yang paling penting di bank kan modal. Kecukupan modal atau CAR kita masih lebih dari 26%. Padahal untuk mengcover risiko segala macam hanya butuh 7,5% namun BRI punya 26% atau masih ada ruang untuk penggunaan kapital lebih dari 7%," ungkap Sunarso kepada CNBC Indonesia, dikutip Jumat (17/1/2024).
Dengan posisi CAR tersebut, Sunarso menegaskan bahwa hingga lima tahun ke depan, berapa pun besaran laba BRI tidak perlu ditahan untuk modal. "Artinya memang harus dibagi, supaya return of equity bisa bertahan," tegas Sunarso.
Sunarso memastikan apa yang terjadi pada BRI jarang terjadi di dunia, apalagi dengan ROE 19-20% maka dipastikan sisi permodalan BRI solid.
Untuk diketahui, BRI baru saja melakukan pembayaran dividen interim sebesar Rp135 per lembar saham dengan total nilai mencapai Rp20,33 triliun pada Rabu, 15 Januari 2025. Langkah ini juga mencerminkan keyakinan BRI terhadap fundamental bisnis yang kuat serta prospek pertumbuhan yang menjanjikan di masa depan.
Sunarso mengungkapkan bahwa yang menjadi dasar pertimbangan pembagian dividen interim ini komitmen BRI untuk selalu memberikan keuntungan yang nyata kepada pemegang saham, terutama negara.
"Ini adalah wujud pembuktian bahwa BRI berkomitmen untuk meng-create value dan memberikan keuntungan nyata kepada pemegang saham, terutama bagi negara sebagai pemegang saham mayoritas," ujar dia.
Dalam struktur kepemilikan saham BRI, diketahui bahwa negara menguasai 53,19% saham atau setara dengan 80,61 miliar lembar saham perseroan. Sisanya sebesar 46,81% atau setara dengan 70,95 miliar lembar saham dimiliki oleh publik.
(dpu/dpu)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Perhatian! BRI Bagi-Bagi Dividen Interim Hingga Rp20,33 Triliun
Next Article Video: 9M-2024, BRI Sukses Cetak Laba Rp 45,36 Triliun