Cegah Ekspor Mobil Listrik tak Berkualitas, China Terapkan Kebijakan Ini

Foto: Cnevpost.com

JAKARTA-Mulai tahun depan, Pemerintah China akan mewajibkan eksportir kendaraan listrik (EV) murni untuk mendapatkan lisensi guna menjalankan bisnis tersebut, memperkuat pengawasan terhadap model-model yang dikirim ke luar negeri.

Empat departemen di pemerintahan, termasuk Kementerian Perdagangan, mengumumkan dalam pernyataan bersama, Jumat (6/9/2025), bahwa China akan menerapkan manajemen lisensi ekspor untuk kendaraan penumpang listrik murni, efektif 1 Januari 2026.

Persyaratan bagi perusahaan yang mengajukan kualifikasi ekspor, metode manajemen, prosedur pengajuan, serta pengajuan dan penerbitan lisensi ekspor akan diterapkan sesuai dengan dokumen tahun 2012.

Inspeksi Bea Cukai China untuk kendaraan penumpang listrik murni yang diekspor akan didasarkan pada katalog komoditas yang berlaku saat ini.

Dokumen tersebut, seperti dilansir oleh CnEVpost.com, Jumat (26/9/2025), tidak memberikan detail lebih lanjut, tetapi langkah ini dapat membatasi ekspor kendaraan listrik baterai (BEV) swasta.

Dalam beberapa tahun terakhir, di tengah pesatnya pertumbuhan industri kendaraan energi baru (NEV) China, kendaraan dari beberapa produsen EV telah dijual ke luar negeri melalui jalur yang tidak resmi. Dalam banyak kasus, kendaraan ini menghadapi keluhan karena keterbatasan pembaruan perangkat lunak dan layanan purnajual yang tidak memadai.

China mengekspor 220.000 mobil listrik murni pada bulan Agustus, meningkat 48 persen dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya, yang mencakup 31 persen dari total ekspor kendaraan, menurut data dari Asosiasi Mobil Penumpang Tiongkok (CPCA).

Dari Januari hingga Agustus, China mengekspor 1,44 juta kendaraan listrik murni, meningkat 27 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

“Saat ini, tujuan ekspor utama kendaraan listrik murni China adalah pasar UE, sementara permintaan di Asia Tenggara dan Timur Tengah berfluktuasi secara signifikan,” kata CPCA dalam sebuah laporan awal bulan ini.