Jakarta, CNBC Indonesia - Perang teknologi antara Amerika Serikat (AS) dan China terus berlangsung sengit. China akhirnya bersiap untuk meluncurkan serangan balasan berskala besar.
Wall Street Journal melaporkan pejabat China mulai membangun 'daftar hitam' perusahaan-perusahaan AS yang akan ditargetkan dengan penyelidikan anti-monopoli dan kasus lainnya.
Diharapkan upaya itu akan memengaruhi para eksekutif teknologi yang berada di lingkaran pemerintahan Presiden AS DOnald Trump.
Sumber dalam yang familiar dengan strategi Beijing mengatakan tujuan rencana tersebut adalah mengumpulkan sebanyak-banyaknya 'kartu' untuk membantu China dalam bernegosiasi dengan pemerintahan Trump, termasuk soal isu penambahan tarif yang diberlakukan untuk barang-barang impor dari China.
Beijing sudah buka-bukaan soal penyelidikan terhadap Nvidia dan Google terkait isu anti-monopoli. Raksasa AS lainnya yang menjadi sasaran adalah Apple, Broadcom, dan Sypnopsys, menurut sumber dalam.
Synopsys sedang dalam proses akuisisi bernilai US$35 miliar dan menunggu persetujuan dari Beijing, dikutip dari Wall Street Journal, Selasa (11/2/2025).
China membutuhkan beragam daya tawar untuk melawan balik ke AS. Kasus anti-monopoli dianggap paling berguna, kata Tom Nunlist, spesialis kebijakan teknologi berbasis Shanghai dari firma konsultan Trivium China.
"China sedang melakukan kegiatan pengumpulan chip," kata Nunlist.
"Mereka ingin datang ke meja perundingan untuk bernegosiasi dan membutuhkan sesuatu untuk melakukannya," ia menambahkan.
Kendati demikian, strategi China membawa risiko. Berbeda dengan masa jabatan pemerintahan Trump yang pertama, saat ini banyak perusahaan AS yang enggan membela China.
Perusahaan AS takut pembelaan terhadap China akan membawa ancaman nyata. Lebih lanjut, bisa jadi mereka juga makin takut untuk berinvestasi di China.
Dalam beberapa tahun terakhir, China dan AS saling membuat daftar hitam yang menyusahkan bisnis perusahaan masing-masing untuk beroperasi di negara lawan.
Beberapa saat setelah AS mengumumkan penambahan tarif 10% terhadap barang-barang impor China, Beijing membalas dengan membuka penyelidikan melawan Google.
Belum jelas bagaimana ujung dari pertikaian dagang AS dan China. Agaknya untuk waktu yang lama, keduanya masih akan terus menggencarkan upaya melumpuhkan perkembangan teknologi satu sama lain.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Bos Teknologi Tegaskan AI Bukan Ancaman Untuk Pekerja
Next Article Blokir Joe Biden Meluas, Ini Taktik Baru AS Lumpuhkan China