Cyber University dan 5 Penyakit Pendidikan, dari Hafalan Sampai Jurusan Gengsi

2 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kalau ada yang bilang sekolah dan kuliah itu tiket emas ke dunia kerja, ya bolehlah kita kasih emot ngakak. Soalnya, menurut Dr Anang Martoyo, Kepala Career Center Cyber University, kenyataan di lapangan jauh lebih absurd.

Di acara Masa Pengenalan Akademik (MAGNA) Cyber University yang dikenal sebagai The First Fintech University in Indonesia, Rabu (18/9/2025), Dr Anang nyodorin fakta-fakta yang bikin jidat berkerut.

Data BPS 2024 nunjukin lebih dari 58 persen lulusan kampus kerja nggak sesuai jurusan, sementara separuhnya lebih, lulusan SMK malah nganggur.

LPPM UI juga bilang ada mismatch serius antara lulusan dan dunia kerja. Sementara survei Populix 2024 lebih jleb lagi: 46 persen perusahaan di Indonesia ngeluh susah banget cari lulusan yang kompetensinya pas, padahal “stok” sarjana melimpah. Lah, gimana sih?

“Ini bukan soal perusahaan rewel, tapi sistem pendidikan kita memang masih kurang tepat,” kata Dr Anang , dengan nada seperti bapak-bapak yang sudah kenyang liat kelakuan generasi micin, dikutip Senin (22/9/2025).

Menurutnya, ada “5 Penyakit Pendidikan” yang bikin mahasiswa gampang masuk, tapi gak relevan di dunia kerja.

Mulai dari mentalitas stempel (yang penting dapet sertifikat), metode hafalan (kayak mesin fotokopi), minim berpikir kritis (asal nurut aja), jurusan gengsi (biar keren pas reuni), sampai erosi karakter alias mental jalan pintas. Lengkap sudah paket kombo-nya.

Di hadapan mahasiswa baru (maba) Cyber University, Dr Anang kasih wejangan, agar mahasiswa jangan cuma kuliah buat ngejar ijazah. Tapi harus membangun kompetensi, karakter, dan kemampuan berpikir kritis.

“Kalian bukan sekadar mahasiswa, tapi calon masa depan bangsa. Jangan biarin pendidikan berhenti jadi kertas berlogo,” ujarnya, setengah serius setengah nyindir.

Acara MAGNA ini, selain buat kenalan sama kampus, juga jadi pengingat bahwa kuliah itu bukan pamer jurusan hits di bio Instagram, tapi belajar bertahan hidup di dunia kerja yang makin absurd.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|