Data Terbaru Ungkap Warga RI Lebih Sering Belanja Online atau di Toko

3 months ago 37

Jakarta, CNBC Indonesia - Warga Indonesia makin kencang belanja online di platform e-commerce. Pembelian online terus meningkat didorong oleh jumlah pembeli dan frekuensi pembelian yang makin tinggi. Hal ini diungkap oleh perusahaan riset pasar, Kantar Worldpanel.

Kantar mengungkap, bahwa peluang online commerce sebagai channel dengan transaksi bernilai tinggi.

"Online commerce membuka peluang besar untuk transaksi bernilai tinggi," ujar Account Director Kantar Worldpanel, Nafira Meutia, di ShopTokopedia dan Tokopedia Summit 2024/2025 di Jakarta, Rabu (15/1/2025).

Adapun lebih dari 30% orang Indonesia membeli produk konsumer atau FMCG secara online, frekuensinya 2,8 kali lebih tinggi dari pada offline.

Menurut riset yang dilakukan Kantar, pertumbuhan penjualan online memang jauh lebih cepat dibandingkan dengan offline, pertumbuhannya mencapai 43%. Ini didukung dengan konsumen yang aktif melakukan pembelian di online.

Sementara itu, perbandingan pengeluaran yang dilakukan di situs online hampir 3 kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan pengeluaran yang dilakukan di offline.

"Lagi-lagi ini menunjukkan potensi yang sangat besar, karena transaksi yang dilakukan di online ini tentang transaksi yang bernilai jika dibandingkan dengan offline," kata Nafira.

Tokopedia dan ShopTokopedia menjadi retailer online terbaik kedua dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia.

Peluang besar untuk keduanya masih ada karena sekitar 755 potensi pembeli online untuk ditargetkan melalui kedua platform ini.

Berdasarkan data Kantar, Tokopedia mengalami 138% pertumbuhan nilai dengan 12% rumah tangga yang sudah membeli via Tokopedia.

Sementara ShopTokopedia mengalami value growth sebesar 89% dengan 23% rumah tangga yang sudah membeli via ShopTokopedia.

Bagi penjual, Kantar menyarankan untuk memahami profil dan motivasi konsumen yang berbelanja online.

Konsumen kelas atas di kota besar memang mendominasi pembelian online. Namun dengan kemudahan akses, pasar menengah ke bawah juga dapat dijangkau.

"Tingkat penjualan dengan memahami motivasi pembeli di luar kota besar dan menawarkan produk yang tepat, baik untuk pembeli baru peningkatan konsumsi, maupun premiumisasi." pungkasnya.


(dem/dem)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Bukalapak Tutup Lapak Jualan Online, Pertanda Apa?

Next Article Susah Tarik Pembeli Baru, Ecommerce Punya Cara Baru Cari Cuan

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|