Derbi Mataram Hidupkan Rivalitas Klasik PSIM Jogja dan Persis Solo

7 hours ago 2

Derbi Mataram Hidupkan Rivalitas Klasik PSIM Jogja dan Persis Solo Logo BRI Super League. / Ist

Harianjogja.com, JOGJA-Rivalitas klasik bertajuk Derbi Mataram, antara Persis Solo dan PSIM Jogja,akan tersaji dalam pekan ke-11 Super League 2025/2026 di Stadion Manahan, Surakarta, pada Sabtu (8/11/2025) pukul 19.00 WIB. Ini merupakan pertemuan perdana setelah kedua tim terakhir berjumpa di kompetisi resmi, yakni Liga 2 2021/2022.

Pada musim tersebut, Persis Solo keluar sebagai juara Liga 2 dan promosi ke kasta teratas. Sementara itu, PSIM masih bertahan di kasta kedua hingga akhirnya menjadi juara Liga 2 2024/2025 dan menyusul rivalnya itu di Super League, yang merupakan kasta teratas sepak bola Indonesia.

Pada pertemuan kali ini, PSIM sedang di atas angin dengan rentetan hasil positif yang membawa mereka meraih 18 poin dari 10 laga. Sementara itu, Persis Solo menjadi tim pesakitan yang masih terpuruk di zona degradasi dengan koleksi lima poin.

Tim asuhan Jean-Paul Van Gastel juga datang dengan kepercayaan diri tinggi usai meraih dua kemenangan kandang beruntun dari Dewa United dan Persik Kediri. Sementara itu, dua laga terakhir Laskar Sambernyawa harus berakhir dengan kekalahan dari Persib Bandung dan Persebaya Surabaya.

Rentetan hasil buruk ini pun membuat pelatih kepala Persis, Peter de Roo, dirumahkan dan diganti oleh caretaker, Thitan Suryata. Pelatih asal Belanda tersebut sudah tidak hadir dalam sesi konferensi pers Persis, Jumat (7/11/2025).

Juru strategi PSIM, Van Gastel, mengaku sedih atas diberhentikannya rekan senegaranya itu sebelum pertandingan. Terlebih, Peter belum lama ini berkunjung ke kediaman Van Gastel di Jogja.

“Kita sama-sama pelatih dari Belanda yang tinggal berdekatan, jadi saya mengundangnya di rumah saya di Jogja. Kami berbicara tentang sepak bola, kehidupan pribadi, karier, dan hal lain,” ujar Van Gastel saat konferensi pers di Stadion Manahan, Jumat (7/11/2025).

“Sayangnya dia diberhentikan sebelum laga, kami tahu setiap pelatih bekerja keras untuk mendapatkan hasil maksimal. Sedih mendengar kolega Anda diberhentikan. Ini pekerjaan yang berat, sehari penuh bekerja, tapi dalam pekerjaan ada risiko untuk dipecat,” sambungnya.

Mengenai laga, Van Gastel tidak memperlakukan khusus untuk laga Derbi Mataram ini. Menurutnya, laga melawan Persis sama saja dengan laga-laga lainnya, di mana targetnya tetaplah kemenangan.

“Derbi adalah derbi, selalu bagus untuk bermain, apalagi jika derbi ini tidak dimainkan dalam waktu lama, jadi orang-orang menunggu pertandingan ini. Tapi bagi saya, ini sama seperti laga lainnya, walaupun tetap saja penting karena kita ingin memenangkannya,” tandasnya.

Sementara itu, Careteker Pelatih Persis Solo, Tithan Suryata, menilai laga ini menjadi momentum penting bagi timnya untuk bangkit. Ia menyebut para pemain sudah menunjukkan semangat berbeda selama persiapan.

“Terlepas PSIM memenangkan dua pertandingan berturut-turut, sedangkan kita berbeda. Di tiga hari latihan ini anak-anak sudah dalam motivasi yang berbeda, mereka antusias untuk memenangkan pertandingan dan sudah lebih siap,” ucap Tithan.

Tithan menegaskan seluruh pemain memahami makna besar Derbi Mataram bagi warga Solo. “Mengenai derbi, semua warga Solo sudah tahu bahwa Mataram is Red,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|