Di PBB Trump Serang Habis Energi Hijau: Mahal-Penipuan-Bikin Bangkrut

2 hours ago 3

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyerang habis-habisan pengembangan energi terbarukan atau hijau yang terus diupayakan oleh banyak negara sebagai bagian dari transisi energi global.

Dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum PBB ke-80 di New York, Amerika Serikat, Selasa (23/9/2025), Trump menyebut energi terbarukan sangat mahal dan tidak efisien. Menurutnya, hal tersebut justru merugikan.

"Energi paling mahal yang pernah diciptakan. Dan itu dikatakan sebagai energi. Seharusnya Anda mendapatkan keuntungan dari energi, bukan rugi. Anda rugi, pemerintah harus memberi subsidi. Anda tidak bisa menghapusnya tanpa subsidi besar-besaran," ujarnya.

Bahkan, Trump secara blak-blakan menyebut energi hijau sebagai penipuan dan jika tidak segera ditinggalkan, maka akan berdampak buruk bagi negara.

Dia mencontohkan Jerman yang menurutnya menuju jurang kebangkrutan akibat pengembangan energi hijau. Beruntung, imbuhnya, Jerman "sadar" dan kembali mengandalkan energi fosil.

"Banyak negara berada di ambang kehancuran karena agenda energi hijau. Dan saya memberi banyak pujian kepada Jerman. Mereka beralih ke [energi] hijau dan hampir bangkrut. Kepemimpinan baru datang, dan mereka kembali ke posisi sebelumnya dengan bahan bakar fosil dan energi nuklir," tuturnya.

Trump juga menyinggung China yang menurutnya banyak menyiapkan ladang untuk pembangkit listrik tenaga angin namun sangat jarang menggunakannya.

"Jadi mengapa mereka membangunnya dan mengirimkannya ke seluruh dunia, tetapi hampir tidak menggunakannya? Anda tahu apa? Mereka memakai batu bara, mereka memakai gas, mereka memakai hampir apa saja, tapi mereka tidak suka angin - tapi mereka sangat suka menjual kincir angin itu," katanya.

Trump juga mengkritik peringatan PBB yang sering berubah. Dia mencontohkan pada 1920-an hingga 1930-an ada peringatan soal pendinginan global yang kemudian berubah menjadi pemanasan global yang menurutnya tidak terbukti.

"Jadi sekarang mereka cukup menyebutnya perubahan iklim karena dengan cara itu mereka tidak bisa salah. Jika naik atau turun, apapun yang terjadi, itu perubahan iklim. Ini adalah penipuan terbesar yang pernah dilakukan pada dunia," ujarnya.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Lewat Kerja Sama Ini, KB Bank Dorong Transisi Energi Hijau RI

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|