Di Tengah Badai PHK, Sri Mulyani Klaim Industri Tekstil RI Tetap Kuat

17 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani buka suara perihal badai Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di sektor tekstil dan produk dari tekstil.

Dia menilai industri TPT Indonesia masih tumbuh positif. Hal ini diungkapkannya dalam konferensi pers APBN KITA Edisi Februari, kemarin, Kamis (14/3/2025).

"TPT yang walaupun karena terjadinya berita terhadap suatu perusahaan mengalami kebangkrutan, tapi TPT kita tumbuh 4,3% di 2024," ungkap Sri Mulyani.

Sektor TPT ini tumbuh jauh lebih tinggi jika dibandingkan tahun sebelumnya, yakni 2%. Pertumbuhan juga dialami oleh industri alas kaki. Menurut Sri Mulyani, industri alas kaki tumbuh cukup tinggi hingga 6,8% pada 2024. Pertumbuhannya juga cukup signifikan jika dibandingkan tahun 2023 yang tercatat minus 0,3%. Bahkan, ekspor alas kaki RI tumbuh double digit pada awal 2025, yakni sebesar 17%.

"Artinya hingga akhir 2024 industri manufaktur kita baik yang labor intensive seperti TPT dan alas kaki, terutama industri kimia, elektronik, logam dasar mengalami kenaikan including makanan dan minuman," tegasnya.

"Ini landasan optimisme yang harus terus kita jaga. Ini merupakan sesuatu yang positif yang tentunya perlu kita jaga bersama-sama," ujarnya.

Sebelumnya, Presiden Partai Buruh dan Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal mengatakan, hingga Februari 2025 ini, sudah lebih dari 60.000 orang pekerja terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi di berbagai daerah.

"Dalam catatan litbang KSPI dan Partai Buruh, orang yang sudah terkena PHK lebih dari 60.000, ini Januari-Februari 2025 loh, termasuk Sritex. Dan ini akan capai ratusan ribu sampai dengan bulan-bulan ke depan di tahun 2025, sungguh serius badai PHK ini," kata Said Iqbal dalam konferensi pers, Kamis (13/3/2025).

"Ini catatannya litbang Partai Buruh dan KSPI, 60.000 lebih buruh ter-PHK tersebut ada di 50 perusahaan. 30% berarti 15 perusahaan terkena pailit, termasuk Sritex, jadi bukan hanya Sritex saja," tambahnya.

Berikut daftar sejumlah perusahaan yang telah melakukan PHK massal menurut Said Iqbal:

1. PT Aditec Cakrawityata, Tangerang (500 orang)
2. PT Karya Mitra Budi Sentosa, Pasuruan-Nganjuk-Madiun (10.000 orang)
3. PT Danbi Internasional, Garut (2.000 orang)
4. PT New Era, Gresik (2.000 orang)
5. PT Yihong Novatex, Cirebon (1.500 orang)
6. PT Duta Cepat Pakar Perkasa, Surabaya (1.500 orang)
7. PT Dupantex, Pekalongan (530 orang)
8. PT Danamtex, Pekalongan (810 orang)
9. PT Jabatex, Tangerang (500 orang)
10. PT Rama Gloria, Pasuruan (500 orang).

Said menilai, fenomena ini merupakan hal yang harus ditangani dengan serius oleh pemerintah, dalam hal ini Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker). Dengan pemerintah yang mau turun tangan untuk menyelesaikan masalah ini, diharapkan badai PHK bisa dicegah dan diatasi pada sisa tahun 2025.

"Kami meminta Menteri Ketenagakerjaan untuk turun tangan dengan membentuk Satgas PHK. Karena dalam catatan KSPI dan litbang Partai Buruh, PHK sudah menembus angka 60 ribu sepanjang dua bulan pertama 2025," pungkas Said.


(haa/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Pengusaha Soal PHK Merajalela Tapi PMI Manufaktur Pecah Rekor

Next Article Sangar! Begini Gaya Sri Mulyani Bareng Prabowo Berseragam Militer

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|