Dialog Bisnis RI-Vietnam Bahas Soal VinFast, ATIGA dan Vaksindo

17 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia dan Vietnam memperkuat hubungan diplomatik kedua negara yang telah terjalan selama 70 tahun. Penguatan ini ditandai dengan penyelenggaraan High Level Business Dialogue bertajuk "Vietnam and Indonesia: A Partnership for Progress and Prosperity" di Jakarta, kemarin (10/03).

Turut hadir di dialog bisnis ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan Sekjen Partai Komunis Vietnam To Lam.

Ini adalah momen penting untuk mengeksplorasi peluang kerja sama ekonomi dan investasi kedua negara guna mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan dengan populasi gabungan mencapai hampir 400 juta jiwa, Indonesia dan Vietnam memiliki potensi besar dalam meningkatkan kerja sama perdagangan dan investasi. Menko Airlangga menyampaikan bahwa pada tahun 2024, perdagangan bilateral keduanya terus menunjukkan perkembangan signifikan dengan total perdagangan mencapai US$ 15 miliar.

Dia pun melihat investasi kedua negara terus meningkat dalam berbagai sektor, termasuk pertanian, infrastruktur, manufaktur, dan teknologi. Salah satu proyek investasi strategis yang berjalan yakni pembangunan pabrik kendaraan listrik VinFast di Subang, Jawa Barat, yang mencerminkan semakin eratnya kerja sama di sektor transportasi berkelanjutan.

Selain itu, sektor pariwisata juga menjadi perhatian dalam kerja sama bilateral ini. Maskapai penerbangan nasional dari kedua negara, Vietnam Airlines dan Garuda Indonesia, terus memperluas kolaborasi guna meningkatkan jumlah wisatawan antara Indonesia dan Vietnam.

Menko Airlangga juga menyebutkan beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan untuk mendukung ekonomi kedua negara.

"Pertama, mengoptimalkan pemanfaatan Perjanjian Perdagangan ASEAN (ATIGA) yang memungkinkan tarif 0% pada 99,8% komoditas guna meningkatkan nilai perdagangan bilateral," papar Airlangga, dalam pidato sambutannya, Senin (10/3/2025)

Kedua, mempercepat adopsi transaksi digital lintas batas guna meningkatkan aktivitas ekonomi. ASEAN juga tengah mempersiapkan ASEAN Digital Economic Framework Agreement (DEFA) yang akan ditandatangani pada KTT ASEAN tahun ini.

Ketiga, meningkatkan kolaborasi di bidang teknologi untuk membantu bisnis berkembang dan bersaing secara lebih efektif di kancah global, khususnya bagi UMKM. Raksasa teknologi Vietnam, FPT, telah memperluas jaringan bisnisnya di Indonesia, menciptakan peluang baru untuk berkolaborasi.

Kemudian, Airlangga menyebutkan bahwa Indonesia dan Vietnam perlu menghasilkan produk bernilai tambah tinggi guna memperkuat daya saing produk di pasar global. Misalnya, mobil listrik Vietnam (VinFast) yang telah memasuki pasar Indonesia, atau farmasi hewan Indonesia (VAKSINDO) yang baru saja menyelesaikan pembangunan pabrik vaksin hewan terbesar di Vietnam.

Dia juga menyoroti tantangan yang masih dihadapi dalam kerja sama perdagangan, termasuk adanya berbagai kebijakan Non-Tariff Measures (NTM). Oleh karena itu, diperlukan diskusi dan konsultasi lebih lanjut untuk mengatasi kendala tersebut dengan mempertimbangkan kebutuhan kedua negara.

Lebih lanjut, Airlangga juga menyebutkan Indonesia dan Vietnam memiliki komoditas unggulan yang hampir sama, terutama di sektor pertanian, sehingga peningkatan kerja sama dalam rantai pasokan akan menguntungkan kedua negara.

"Saat ini, kerja sama antara kedua negara masih terbatas pada perdagangan dan investasi. Dengan populasi anak muda yang besar dan semakin melek teknologi, Indonesia dan Vietnam memiliki potensi untuk menjadi pusat ekonomi digital ASEAN," kata Airlangga.

Melihat potensi besar dalam ekonomi digital tersebut, Indonesia dan Vietnam menegaskan pentingnya mempercepat kerja sama dalam ekonomi digital dengan menandatangani Letter of Intent tentang Kerja Sama Peningkatan Kapasitas di Bidang Teknik dan Ekonomi Digital untuk mengembangkan kapasitas insinyur dan bakat di bidang teknologi, mempromosikan inisiatif ekonomi digital termasuk ICT, semikonduktor, dan industri kendaraan listrik, serta mengeksplorasi kolaborasi potensial.

"Melalui pertemuan hari ini, kita menunjukkan semangat dari para pengusaha dan investor kedua negara. Oleh karena itu, saya optimis bahwa Indonesia dan Vietnam akan dapat membangun kemitraan yang bermanfaat bagi kedua negara dan berkontribusi pada komunitas global. Saya juga berharap untuk dapat semakin memperkuat kemitraan kita dan mengeksplorasi peluang lebih lanjut untuk kolaborasi antara Indonesia dan Vietnam," pungkas Airlangga.


(haa/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Pabrik Vinfast di Subang Siap Beroperasi Akhir 2025

Next Article Bos VinFast Buka-bukaan Alasan Bangun Pabrik Rp 3,23 Triliun di Subang

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|