Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dilaporkan tiba-tiba mengadakan pertemuan rahasia dengan kelompok milisi Palestina di Gaza, Hamas. Ini disampaikan dua sumber yang disebut laman Axios, mengetahui permasalahan itu.
Hal ini terkait pembebasan sandera AS yang ditahan di Gaza. Pembicaraan juga disebut terkait kemungkinan kesepakatan yang lebih luas untuk mengakhiri perang.
"Pembicaraan... diadakan oleh utusan presiden AS untuk urusan penyanderaan Adam Boehler... belum pernah terjadi sebelumnya," tulis media itu, dikutip Jumat (7/3/2025).
"AS sebelumnya tidak pernah terlibat langsung dengan Hamas, yang ditetapkannya sebagai organisasi teroris pada tahun 1997," tambahnya.
Pertemuan tersebut berlangsung di Doha, Qatar, di mana keduanya telah bertemu dalam beberapa minggu terakhir. Menurut sumber, Israel mengetahui tentang aspek-aspek pembicaraan tersebut melalui saluran lain.
"Sumber tersebut berbicara dengan Axios dengan syarat anonim karena mereka tidak berwenang untuk membahas pertemuan yang sensitif tersebut," muat laman itu lagi.
"Namun, pembicaraan tersebut juga mencakup diskusi tentang kesepakatan yang lebih luas untuk membebaskan semua sandera yang tersisa dan mencapai gencatan senjata jangka panjang, kata sumber tersebut. Belum ada kesepakatan yang dicapai," tulis Axios lagi.
Sementara itu, utusan Gedung Putih Steve Witkoff juga berencana untuk melakukan perjalanan ke Doha minggu ini untuk bertemu dengan perdana menteri Qatar terkait negosiasi gencatan senjata tetapi membatalkan perjalanan tersebut pada Selasa malam setelah ia melihat tidak ada kemajuan dari pihak Hamas. Ini dikatakan seorang pejabat AS.
Pendekatan Trump terhadap konflik ini sangat berbeda dari Presiden sebelumnya, Joe Biden. Trump berulang kali mengancam "neraka yang harus dibayar" untuk Hamas dan mengusulkan "pengambilalihan" Gaza oleh AS.
"Bernegosiasi langsung dengan Hamas- khususnya tanpa dukungan dari Israel- adalah langkah lain yang belum diambil oleh pemerintahan sebelumnya," tambah laman itu.
Perlu diketahui, saat ini 59 sandera masih ditahan oleh Hamas di Gaza. Pasukan Pertahanan Israel telah mengonfirmasi 35 dari mereka tewas.
Intelijen Israel meyakini 22 sandera masih hidup. Status dua lainnya tidak diketahui.
Di antara para sandera yang tersisa terdapat lima warga Amerika termasuk satu orang, Edan Alexander yang berusia 21 tahun, yang diyakini masih hidup. Gencatan senjata selama 42 hari yang merupakan bagian dari fase pertama kesepakatan Gaza berakhir pada hari Sabtu setelah para pihak tidak dapat mencapai kesepakatan untuk memperpanjangnya.
Pertempuran belum berlanjut, tetapi Israel menghentikan semua pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza di mana sekitar 1,9 juta warga Palestina, 90% dari populasi, telah mengungsi akibat perang, dan kelaparan mengancam. Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengonfirmasi bahwa AS sedang mengadakan pembicaraan langsung dengan Hamas, dan mengatakan Israel telah diajak berkonsultasi.
Komitmen ke Gencatan Senjata
Di sisi lain, sayap bersenjata kelompok militan Palestina Hamas mengatakan pada bahwa mereka tetap berkomitmen pada gencatan senjata, Kamis. Ini setelah Rabu, Trump memperingatkan warga Gaza bahwa mereka akan "MATI" kecuali semua sandera yang tersisa dibebaskan.
"Terlepas dari semua upaya musuh untuk mengelak, berbohong, dan menipu... kami lebih suka dan masih lebih suka untuk mematuhi perjanjian tersebut untuk menyelamatkan darah rakyat kami," kata Abu Obaida, juru bicara Brigade Ezzedine al-Qassam, dalam sebuah pernyataan video, dikutip AFP.
Meski begitu, ia memperingatkan komentar Trump akan mendorong Israel untuk mengabaikan ketentuan gencatan senjata. Abu Obaida mewanti-wanti agar tidak terjadi eskalasi apa pun.
"Kami memperingatkan keluarga (sandera) bahwa hingga hari ini kami memiliki bukti kehidupan bagi mereka yang masih hidup di antara para tahanan," kata juru bicara itu.
"Setiap eskalasi agresi terhadap warga kami kemungkinan akan menyebabkan kematian beberapa tahanan musuh, seperti yang telah terjadi dalam banyak kasus di masa lalu," tambahnya.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Israel-Hamas Lanjut Negosiasi Gencatan Senjata Tahap Dua
Next Article Trump atau Kamala Harris Pimpin AS, RI Tetap Siap-siap!