Dies Natalis ke-43 Universitas Widya Mataram Jogja, Ini Pesan Rektor

3 hours ago 2

SLEMAN—Universitas Widya Mataram (UWM) menggelar rapat senat terbuka dalam rangka Dies Natalis ke-43 di Pendopo Agung Kampus Terpadu UWM, Kalurahan Banyuraden, Gamping, Sleman, Selasa (7/10/2025). Dies Natalis kali ini mengusung tema Revitalisasi UWM Menuju Perguruan Tinggi Unggul dan Berkarakter.

Rektor UWM, Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec., membuka sambutannya dengan menyampaikan filosofi Hamemayu Hayuning Bawana yang menjiwai penyelenggaraan pendidikan UWM. Implementasi filosofi tersebut secara sederhana adalah penggunaan sarana digital pengganti kertas dan penghijauan.

Laporan tahunan yang dia sampaikan pun tidak dibagikan lewat hard file. Peserta rapat senat terbuka bisa melakukan scan kode bar (barcode) yang ada di monitor.

“Founding father UWM adalah Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Dengan mendirikan Widya Mataram, bukan sekadar menambah perguruan tinggi, tapi memberi alternatif selain kampus lain,” kata Edy dalam sambutannya di Pendopo Agung, Selasa.

Edy menambahkan nilai-nilai yang diturunkan oleh Sri Sultan HB IX harus dijaga dan diturunkan ke setiap mahasiswa. Moral akademik dan moral etik perlu dikedepankan dalam penyelenggaraan pendidikan.

Rektor UWM, Prof. Dr. Edy Suandi Hamid, M.Ec., sedang menyampaikan penghargaan kepada dosen dan pegawai berprestasi di Pendopo Agung Kampus Terpadu UWM, Kalurahan Banyuraden, Gamping, Sleman, Selasa (7/10/2025).Harian Jogja/ Andreas Yuda Pramono

Dia menyinggung sejumlah kasus kampus di Indonesia, seperti gelar palsu atau pencabutan gelar guru besar. UWM harus menghindarkan para dosen dari praktik cela tersebut.

Lebih jauh dia menyampaikan UWM juga terus mengembangkan potensi dan kompetensi mahasiswa, salah satunya lewat program magang berdampak dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek).

Magang berdampak dilaksankaan selama satu semester, sekitar empat hingga lima bulan. Pada tahun akademik 2024/2025, ada sebelas mahasiwa mendaftar magang berdampak dengan program studi terbanyak penyumbangnya adalah S1 Hukum delapan orang. Sisanya ada S1 Arsitektur, S1 Ilmu Komunikasi, dan S1 Teknologi Pangan.

Adapun program studi magister yang berjalan pada tahun akademik 2025/2026 ada Magister Hukum dan Manajemen. UWM masih akan melanjutkan pengembangan keilmuan dengan melahirkan program studi baru, seperti program profesi Arsitek, Teknik Informatika, dan Ilmu Budaya.

Dekan Fakultan Hukum UWM, Dr. Hartanto., S.E., S.H., M.Hum., kemudian menyampaikan orasi ilmiah dengan judul Rekonstruksi Regulasi Tindak Pidana Menyebarkan Berita Bohong dan Menyesatkan yang Mengakibatkan Kerugian Konsumen Melalui Informasi dan Transaksi Elektronik Berbasis Keadilan.

Hartanto yang juga lulusan UWM pada 2009 menyampaikan tema orasi yang dia bawakan memiliki relevansi terhadap setiap lapisan masyarakat di era disrupsi digital yang menciptakan peluang dan ancaman. Disinformasi dapat mengguncang stabilitas ekonomi dan menurunkan kepercayaan investor.

“Kasus seperti binari opsien dan bukti transfer palsu yang banyak terjadi menunjukkan celah hukum yang dieksploitasi sehingga menimbulkan korban kehilangan harga dan kepercayaan,” kata Hartanto.

Hartanto menyampaikan peran strategis UWM sebagai institusi pendidikan yang berakar di Provinsi DIY, UWM memiliki peran ganda, yaitu menghasilkan ilmu dan menggerakkan transformasi sosial.

Hal tersebut dapat dicapai dengan memperkaya kampung dengan pusat kajian hukum cyber dan literasi digital, menyelenggarakan program interdisipliner, pengabdian masyarakat. “Kampus menjadi laboratorium solusi, bukan mengamati dari menara gading,” katanya. (Advertorial)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|