Digeber Program Spektakuler, Ekonomi RI Diramal Tembus 5,2%

1 hour ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Kalangan ekonom menilai peluang pemerintah untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% pada 2025 terbuka lebar, setelah otoritas fiskal dan moneter sama-sama fokus mengeluarkan kebijakan yang mendorong laju pertumbuhan ekonomi.

Dari sisi moneter, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo secara agresif menurunkan suku bunga acuan BI Rate sebanyak lima kali dengan besaran 25 basis points (bps) pada tahun ini hingga ke level 4,75%. Ditambah dengan menurunkan secara signifikan suku bunga deposit facility sebesar 50 bps ke level 4,25% untuk memacu konsumsi.

Sementara itu, pemerintah melalui Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memastikan belanja negara akan agresif untuk memastikan peredaran uang primer tumbuh untuk mendorong konsumsi. Bahkan, dana menganggur pemerintah telah dipindahkan dari BI senilai Rp 200 triliun ke lima bank milik negara pada bulan ini. Dikombinasikan dengan paket stimulus ekonomi akhir tahun yang telah diberi nama paket stimulus 8+4+5.

Kepala Ekonom BCA David Sumual memperkirakan, kombinasi dua kebijakan itu berpotensi memberikan tambahan daya dukung pertumbuhan sekitar 0,3% dari baseline proyeksi pertumbuhan ekonomi ekonomi sepanjang tahun ini di kisaran 4,8%. Dengan demikian, target pertumbuhan di kisaran 5,2% yang dicanangkan pemerintah berpotensi terealisasi.

"Dengan kombinasi dari kebijakan paket ekonomi dan gebrakan Kemenkeu serta pelonggaran moneter, pertumbuhan akan lebih baik di kuartal IV. Pertumbuhan akan ada tambahan sekitar sekitar 0.3% dari baseline forecast," ucap David kepada CNBC Indonesia, Kamis (18/9/2025).

Pernyataan serupa disampaikan oleh Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Andalas Syafruddin Karimi. Ia mengatakan, kebijakan BI sebetulnya dengan cepat akan menggerakkan sisi permintaan di tengah inflasi yang terjaga, karena kebijakan moneter longgar akan menurunkan bunga pinjaman.

Sementara itu, dari sisi fiskal yang ekspansif dengan kepastian tak akan ada lagi dana jumbo pemerintah yang hanya menganggur dan mengendap ia anggap akan mendorong kinerja ekonomi melalui semakin gencarnya pembiayaan atau kredit produktif.

"Kombinasi dua kebijakan itu seharusnya sudah menyalakan mesin dorong pertumbuhan. Tapi, pertanyaan kuncinya tinggal kecepatan transmisi ke ekonomi riil," ucap Karimi.

Karimi menilai, dampak tercepat transmisi dua kebijakan pendorong ekonomi itu akan terasa pada kuartal IV-2025 ketika bank menurunkan suku bunga dasar kredit atau SBDK dan melakukan repricing kredit, cicilan KPR dan modal kerja mulai turun, serta pipeline pembiayaan bergerak karena dana pemerintah dikonversi menjadi kredit produktif.

Oleh sebab itu, ia mengatakan, target pertumbuhan ekonomi pemerintah sepanjang tahun ini di level 5,2% untuk 2025 tetap mungkin bila kuartal IV ekonomi mampu tumbuh mendekati 5,7-5,9% yoy, karena SBDK turun nyata pada Oktober-November, lebih dari 60% dana Rp200 triliun tersalurkan sebelum akhir Desember, dan stabilitas rupiah terjaga sehingga bank tidak menahan penyaluran.

Karena target setahun 2025 itu sebesar 5,2%, sementara Semester I baru 4,99% yakni kuartal I sebesar 4,87% dan kuartal II 5,12%, maka Semester II kata Karimi harus rata-rata mampu 5,41% supaya rata-ratanya naik ke 5,2%.

Jika pertumbuhan kuartal III-2025 realistis berada di kisaran5,0-5,1%, maka pada kuartal IV ia sebut perlu menutup selisih agar rata-rata Semester II mencapai 5,41%. Dengan bobot sederhana per setengah tahun itu, berarti kuartal IV-2025 harus mampu tumbuh di sekitar 5,72-5,82%.

"Untuk memberi bantalan sekaligus mengantisipasi perbedaan bobot musiman, yakni porsi aktivitas Q4 biasanya sedikit lebih besar dan risiko transmisi kebijakan yang belum penuh, target kerja yang aman diletakkan di rentang 5,7-5,9%. Itulah sebabnya Q4 harus kencang agar setahun penuh mendekati 5,2%," ucap Karimi.


(arj/arj)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Video: Pertumbuhan Ekonomi Diproyeksi 4,7%, Indonesia Emas Atau Cemas?

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|