Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) atau PGE optimistis bisa mempercepat kapasitas terpasang panas bumi sebesar 1 Gigawatt (GW) dalam 2-3 tahun ke depan. Sementara 10 tahun ke depan diharapkan kapasitas terpasang bisa terus ditingkatkan menjadi 1,7-1,8 GW.
"Kalau kita menjadi 1 GW company di tahun 2030 mungkin Indonesia sudah bisa menjadi the biggest geothermal country. Terus, 10 tahun dari sekarang, 1.7-1.8 GW company, kira-kira begitu," ujar Direktur Utama PGE, Julfi Hadi dalam Squawk Box Energy Corner, Kamis (18/9/2025).
Di sisi lain, Julfi menjelaskan, pemanfaatan panas bumi sebagai sumber energi bersih harus terus dijalankan. PGE pun berusaha menjalin kolaborasi strategis agar panas bumi dapat menjadi warisan bangsa menuju Indonesia Emas 2045.
Tak hanya itu, Julfi yang juga menjabat Ketua Asosiasi Panas Bumi Indonesia (API) menyebut, setiap perusahaan panas bumi termasuk PGE sedang bekerja keras untuk memastikan proyek-proyek energi terbarukan tersebut berjalan.
API juga sedang menghitung kembali berapa potensi keuntungan yang bisa diperoleh pengembang panas bumi berdasarkan peraturan yang berlaku.
Oleh sebab itu, kunci untuk memenuhi target menjadi perusahaan industri panas bumi terbesar pada 2029 diperlukan terobosan sebagai Independent Power Producer (IPP) serta dukungan dari pemerintah. Terobosan tersebut mencakup pemanfaatan teknologi mutakhir untuk memudahkan sekaligus mempercepat proses pengembangan pembangkit panas bumi.
"We need to have new technology, seperti modular power plant. Teknologi-teknologi seperti itu meng-cut service facilities yang dari sumur biasanya harus ada pipa lama ke power plant. Ini pipanya hilang, power plantnya ditaruh di sumur, seperti itu manufacturing di Indonesia," kata dia.
Julfi juga menegaskan, pemerintah bersama API harus duduk bersama melihat lagi skema apa saja yang dapat bekerja dengan baik untuk percepatan pengembangan panas bumi nasional. Pada akhirnya, perumusan skema terbaik akan berdampak positif terhadap progres PGE yang menargetkan kapasitas panas bumi mencapai 1 GW dalam beberapa tahun mendatang.
Tak hanya fokus pada peningkatan kapasitas panas bumi, PGE juga berencana mengembangkan green hydrogen dan green ammonia. Julfi mengaku, sekitar 3-4 minggu lalu pihaknya sudah melakukan kick-off untuk memulai pengembangan bisnis baru tersebut yang turut dihadiri Wakil Menteri Investasi dan Wakil Menteri ESDM.
"Kita harus mempunyai komersial model untuk hydrogen karena kita sudah mempersiapkan 300 megawatt (MW) dan ini mempersiapkan ekosistem untuk green hydrogen yang 5 tahun mendatang, domestically di Indonesia akan jauh meningkat," pungkas dia.
(dpu/dpu)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tekan Impor, Komponen Pembangkit Panas Bumi Bisa Diproduksi di RI