DPRD Bantul Soroti PAD Wisata yang Baru Capai Rp20,5 Miliar

4 hours ago 1

Harianjogja.com, BANTUL—DPRD Kabupaten Bantul menilai daya tarik wisata tahun ini masih melemah dan banyak kendala teknis di lapangan yang perlu segera dibenahi guna mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor tersebut.

Pasalnya hingga awal Oktober 2025, PAD dari sektor pariwisata wilayah ini baru mencapai Rp20,5 miliar dari target Rp49 miliar.

Ketua Komisi B DPRD Bantul, Arif Haryanto, mengatakan, capaian tersebut tidak hanya terjadi di Bantul, melainkan juga di banyak daerah lain yang mengalami kelesuan kunjungan wisata. “Pariwisata saat ini memang kurang greget, salah satunya karena penurunan kunjungan dari rombongan studi tour sekolah yang dilarang berwisata ke luar daerah seperti Jawa Barat dan sekitarnya,” ujarnya, Rabu (8/10/2025).

Arif berharap momen akhir tahun dapat meningkatkan kunjungan wisata, terutama setelah Jembatan Pandansimo dibuka penuh pada pertengahan Oktober nanti. “Biasanya Desember jadi momentum lonjakan wisatawan. Mudah-mudahan bisa menutup capaian PAD di bulan-bulan akhir,” katanya.

Namun demikian, Arif menilai target Rp49 miliar sulit tercapai. Ia memperkirakan capaian realistis hanya di kisaran kurang dari Rp30 miliar, setara dengan tahun sebelumnya. “Kalau harus mengejar Rp49 miliar rasanya terlalu jauh. Potensi yang ada paling mentok kurang dari Rp30 milar miliar,” ucapnya.

Ia juga menyinggung perlunya pengawasan ketat agar tidak terjadi kebocoran retribusi dari wisatawan. “Selama ini banyak pengunjung yang mengaku hanya lewat atau mau ke Gunungkidul, padahal tetap menikmati fasilitas wisata Bantul. Kalau dibiarkan, PAD bisa terus bocor,” katanya.

Selain itu, keterbatasan anggaran membuat beberapa event wisata gagal digelar tahun ini, sehingga promosi destinasi ikut melemah. DPRD juga meminta Dinas Pariwisata memaksimalkan potensi kawasan lain yang potensial digarap. “Pelan-pelan pola mass tourism memang harus bisa diubah ke quality tourism agar wisata jadi sesuatu yang dibutuhkan masyarakat,” tambahnya.

Subkoordinator Promosi Kepariwisataan Dispar Bantul, Markus Purnomo Adi menyebut, capaian PAD wisata hingga awal Oktober baru Rp20,5 miliar. Ia memperkirakan hingga akhir tahun realisasinya hanya akan mencapai sekitar Rp24 miliar, jauh di bawah target.

“Faktor utamanya daya beli masyarakat turun dan libur akhir tahun ini berdekatan dengan bulan Ramadan 2026, jadi prediksinya banyak masyarakat yang memilih menabung daripada liburan” ujar Markus.

Ia menambahkan, pelarangan kegiatan studi tour oleh sejumlah daerah juga berdampak besar terhadap kunjungan kelompok pelajar, yang selama ini menjadi penyumbang utama PAD wisata Bantul. "Karena memang kondisinya global, hampir semua daerah mengalami hal yang sama,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|