DPRD DIY: Program MBG Harus Jadi Peluang Kelompok Tani Lokal

4 hours ago 19

 Program MBG Harus Jadi Peluang Kelompok Tani Lokal Komisi B DPRD DIY saat meninjau Kelompok Wanita Tani (KWT) di Sleman, beberapa waktu lalu. Ist - Dok. DPRD DIY

Harianjogja.com, JOGJA - Wakil Ketua DPRD DIY, Budi Waljiman, menyoroti peluang besar dari program nasional Makan Bergizi Gratis (MBG) yang sedang digulirkan pemerintah pusat.

Ia mengatakan, DIY tercatat memiliki sekitar 380 titik dapur MBG dengan potensi anggaran mencapai Rp2,5 triliun per tahun. Menurutnya, peluang tersebut dapat dimanfaatkan untuk memperkuat ekonomi masyarakat pedesaan.

“Dapur-dapur itu butuh pasokan pangan. Ini kesempatan luar biasa bagi kelompok tani untuk ikut berperan. Jangan sampai peluang ini dikuasai pihak luar, sementara petani lokal hanya jadi penonton,” ujar Budi, Minggu (14/9/2025).

Ia menambahkan, kelompok-kelompok tani di DIY memiliki kapasitas besar untuk menjadi penyokong program tersebut. Namun, dibutuhkan konsistensi dan inovasi dalam menjaga produktivitas.

Orientasi pembangunan pertanian, kata Budi, seharusnya tidak berhenti pada pencapaian prestasi lomba atau penghargaan, melainkan menghasilkan dampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat.

“Banyak program sering terjebak mengejar prestasi, padahal yang penting adalah hasil nyata. KWT dan kelompok tani lain harus terus berkembang ke depan, meningkatkan nilai tambah produk dan memperluas pasar,” tandasnya.

BACA JUGA: Hasil Burnley vs Liverpool, Skor 0-1, The Reds Menang Berkat Penalti Salah

Budi juga mendorong pelaku pertanian memanfaatkan teknologi digital dalam memperluas jaringan pemasaran. Dengan cara itu, hasil pertanian lokal tidak hanya bisa menjangkau pasar daerah, tetapi juga membuka peluang ke pasar yang lebih luas.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa ketahanan pangan merupakan isu strategis yang harus mendapat perhatian serius. Menurutnya, pangan bukan sekadar soal ketersediaan bahan pokok, melainkan menyangkut kedaulatan bangsa.

“Jika pangan sudah berdaulat, kita tidak akan bergantung pada pihak mana pun. Indonesia punya lahan luas, tinggal bagaimana pengelolaannya dimaksimalkan. Saat ini kita bahkan sudah mampu surplus tanpa impor,” imbuhnya.

Budi menekankan bahwa kemandirian pangan menjadi dasar bagi kekuatan negara. Tanpa pengelolaan yang baik, potensi sumber daya pertanian bisa terbuang sia-sia, padahal sektor ini menjadi penyangga utama kehidupan masyarakat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|