Dulu Raja Tekstil Dekat Istana, Sekarang Bangkrut Tertimpa Utang

1 day ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Sritex dinyatakan telah pailit oleh Pengadilan Negeri Niaga Semarang beberapa waktu lalu. Padahal, raja tekstil itu pernah berjaya di era Orde Baru.

Pendirinya Haji Muhammad Lukminto, dikenal sebagai penjual kain terkemuka. Lukminto yang lahir pada 1 Juni 1946 telah berjualan tekstil di Solo sejak usia 20 tahunan. Bisnisnya tumbuh subur, mengingat berdasarkan laporan Local Champion, Solo dikenal sebagai pusat tekstil di Jawa sejak masa kolonial.

Saat usia 26 tahun, ia berani menyewa kios yang diberi nama UD Sri Redjeki di Pasar Klewer Solo. Kembali bisnisnya untung besar dan kemudian dia membuka pabrik cetak pertamanya yang diberi nama Sritex atau PT Sri Rejeki Isman.

Lukminto diketahui memiliki kedekatan dengan Soeharto, Presiden Indonesia ke-2. Selain itu, dia diketahui teman kecil dari Harmoko, tangan kanan keluarga Soeharto atau dikenal sebagai keluarga Cendana dan pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan dan Ketua Umum Golkar.

Tempo pernah menerbitkan Prahara Orde Baru (2013), menyebut Sritex disinyalir di bawah perlindungan keluarga Cendana. Kedekatannya ini juga menguntungkan bagi Sritex, misalnya beberapa kali menjadi pemenang tender pengadaan seragam dari pemerintah.

"Di dalam negeri, ketika itu Sritex (tahun 1990-an) menerima orderan seragam batik Korpri, Golkar, dan ABRI," tulis Tempo.

Sementara itu, putusan pailit membuat 10 ribu buruh sempat berencana akan melakukan aksi dalam pada 14-15 Januari 2025. Mereka datang dari berbagai daerah, termasuk Sukoharjo, Boyolali dan Semarang.

Koordinator Serikat Pekerja Sritex Group Slamet Kaswanto, mengatakan aksi tersebut agar MA bisa mempertimbangkan nasib buruh dari kejadian pailit itu.

Namun rencana itu akhirnya dibatalkan. Menurut Kaswanto, pembatalan itu karena komitmen pemerintah atas masalah Sritex. Ini disampaikan oleh Wakil Menteri Tenaga Kerja Immanuel Ebenezer saat berdialog dengan 500-an buruh.

"Sebelumnya kami sudah berkoordinasi dengan Polda Metro dan Mabes terkait aksi tersebut namun hari kemarin pak Wamenaker datang ke Sritex dialog dengan 500-an buruh Sritex di hall yang intinya menyampaikan untuk mempercayakan ke pemerintah terkait permasalahan pailit Sritex ini dan akan mengupayakan kelangsungan usaha Sritex dan kelangsungan kerja karyawan," ungkap Koordinator Serikat Pekerja Sritex Group Slamet Kaswanto kepada CNBC Indonesia, Kamis (9/1/2025).

Meski begitu, dia memastikan sejumlah perwakilan pekerja akan terus menyuarakan aspirasi pada pihak terkait, yakni DPR, MA, dan Presiden Prabowo Subianto.

Kaswanto juga mengatakan aksi damai adalah penundaan. Para buruh akan terus melakukan pengawalan pada apa yang dilakukan pemerintah.

"Penundaan aksi ini bukan berarti batal, karena kami akan terus kawal proses ini sampai dengan ditetapkannya pelaksanaan going concern dan putusan PK di MA. Kami bisa datang lebih banyak lagi bersama keluarga buruh terdampak dan masyarakat UMKM sekitar pabrik," tutupnya.


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Aturan Baru DHE SDA Bikin Minat Hedging Korporasi Naik

Next Article DPR Tanya ke BPJS TK: Siap Hadapi PHK Massal Sritex?

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|