Ekoteologi di Pesantren, Menag: Pesantren tak Boleh Jorok

1 hour ago 1

Menteri Agama Nasaruddin Umar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Agama Nasaruddin Umar meminta konsep ekoteologi juga diterapkan di pesantren sebagai upaya untuk menjaga lingkungan.

Menag mengemukakan konsep ekoteologi merupakan pendekatan agama yang mengintegrasikan prinsip-prinsip ekologi dan spiritualitas, dengan fokus pada pelestarian lingkungan hidup sebagai bentuk ibadah dan tanggung jawab umat beragama.

"Ekoteologi wajah konkretnya ada penghijauan di pondok. Pesantren tidak boleh jorok," katanya pada peringatan Hari Santri 2025 di Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Senin.

Ekoteologi menekankan hubungan spiritual antara manusia, Tuhan, dan alam semesta, memandang lingkungan sebagai bagian dari makhluk yang layak dihormati.

Menjaga lingkungan menjadi tanggung jawab moral dan bagian dari ibadah, yang menguatkan peran manusia sebagai penjaga bumi. Pendekatan ini bertujuan meningkatkan kesadaran bahwa menjaga lingkungan adalah bagian dari iman, dengan menggali nilai-nilai agama yang menghargai alam.

Ekoteologi juga mendorong tindakan nyata, seperti gerakan penanaman pohon di tempat ibadah atau lembaga keagamaan. Konsep ini memfasilitasi kerja sama antarumat beragama dan berbagai pihak dalam pelestarian lingkungan.

Santri menyayangi lingkungan

Menteri Agama menambahkan, santri juga harus mampu menjadi tokoh untuk menyayangi lingkungan hidup. Santri tidak boleh melakukan tindakan yang mengeksploitasi alam dengan melampaui batas.

"Jadi, semakin bagus relasi kita dengan alam semesta, makin tenang kita jadi kafilah di bumi. Makin buruk hubungan dengan alam semesta, makin tidak tenang jadi kafilah dan tidak tenang jadi hamba," ujar dia.

sumber : Antara

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|