Empat Bank Syariah Besar Diprediksi Hadir Tahun Depan, Pangsa Pasar Bisa Tembus 10 Persen

2 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan akan ada tiga bank syariah yang melakukan spin-off Unit Usaha Syariah (UUS) menjadi Bank Umum Syariah (BUS), yang notabene akan menjadi pesaing PT Bank Syariah Indonesia (BSI) pada tahun depan. Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, memprediksi hadirnya empat bank syariah besar nantinya akan mengerek pangsa pasar industri perbankan syariah nasional.

OJK mencatat, industri keuangan syariah menembus jumlah aset sebesar Rp 3.030,73 triliun per Juli 2025. Keuangan syariah memiliki pangsa pasar 11,63 persen, sedangkan keuangan konvensional 88,37 persen dari total keuangan nasional.

Dari jumlah tersebut, industri perbankan syariah mencatatkan aset sebesar Rp 965,15 triliun, dengan pangsa pasar perbankan syariah sebesar 7,41 persen.

“Kalau mengikuti organik seperti sekarang, ya (pangsa pasar) akan terus-terusan di angka sekitar 7 atau 8 persen. Tetapi kalau loncat nih, misalnya terjadi empat saja (bank-bank syariah besar), bisa kita harapkan mendekati 10 persen dalam waktu yang cepat. Harapan kita bisa lebih dari itu,” ungkap Dian saat hadir dalam acara Indonesia Islamic Finance Summit (IIFS) di Surabaya, Jawa Timur, Selasa (4/11/2025).

Menurut Dian, perlu ada cara-cara yang disebutnya sebagai pendekatan “anorganik”, yaitu langkah lompatan untuk meraih target yang lebih maksimal. Di antaranya dengan mendorong UUS potensial untuk segera spin-off dan menjadi bank syariah besar setara BSI. Dengan demikian, persaingan di industri perbankan syariah akan lebih sehat, mengingat hingga saat ini hanya BSI yang menjadi satu-satunya bank syariah dengan aset jumbo di Indonesia.

“Kalau mengembangkan dan menguatkan bank syariah itu tidak mesti seperti organik biasa, tapi harus anorganik. Jadi kegiatan yang disebut anorganik ini yang harus kita andalkan,” tegasnya.

Dian menyebut ada tiga bank yang UUS-nya segera spin-off dan siap menjadi bank syariah besar, menyaingi BSI. Dua di antaranya telah diungkap ke publik, yakni PT Bank Tabungan Negara (BTN) dan PT Bank CIMB Niaga.

“Kita telah menyaksikan progress konsolidasi yang sudah terjadi saat ini. Kita berharap proses spin-off yang sedang dilakukan oleh BTN dan Bank CIMB Niaga nantinya akan menghasilkan dua BUS dengan kapasitas yang cukup besar untuk menguatkan struktur industri perbankan syariah,” ujar Dian.

Ia menuturkan, langkah spin-off UUS dari kedua bank tersebut merupakan capaian signifikan dari implementasi Roadmap Pengembangan dan Penguatan Perbankan Syariah Indonesia (RP3SI), terutama dalam hal penguatan struktur industri perbankan syariah.

OJK diketahui telah menerima rencana resmi pemisahan UUS dari dua bank tersebut. BTN melaksanakan spin-off dengan cara mengakuisisi 100 persen saham Bank Victoria Syariah (BVIS) pada 5 Juni 2025, yang kemudian akan diubah menjadi Bank Syariah Nasional (BSN).

Adapun CIMB Niaga telah mengumumkan rencana pemisahan UUS menjadi BUS melalui keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 28 April 2025. Perseroan akan mendirikan BUS dengan nama PT Bank CIMB Niaga Syariah. Langkah tersebut telah memperoleh persetujuan dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 26 Juni 2025.

Langkah spin-off tersebut merupakan implementasi dari POJK Nomor 12 Tahun 2023 tentang UUS. Aturan ini mewajibkan UUS melakukan pemisahan jika total asetnya mencapai lebih dari Rp 50 triliun atau jika aset UUS sudah lebih dari 50 persen dari total aset induk.

Dian juga mengungkapkan adanya satu bank lagi yang akan melakukan spin-off UUS dan menjadi BUS yang ikut bersaing dalam industri perbankan syariah Tanah Air. Namun, ia masih enggan mengungkap nama bank tersebut.

“Saya memprediksi paling tidak sampai awal tahun depan itu akan ada tiga (bank syariah besar baru), paling tidak ya,” ungkapnya.

sumber : Antara

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|