Gaza Masih Pilu, Pontang-panting Warga Cair Air Usai Gencatan Senjata

2 months ago 28

CNBC Indonesia News Foto News

FOTO Internasional

Reuters, CNBC Indonesia

07 February 2025 06:38

Seorang warga Palestina membawa air di tengah gencatan senjata antara Israel dan Hamas, di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara, 4 Februari 2025. (REUTERS/Mahmoud Issa)

Warga Palestina yang mengungsi telah kembali ke kamp pengungsi Jabalia di Gaza. Mereka masih berjuang keras hanya untuk mendapati kekurangan air yang parah akibat hancurnya sebagian besar sumur air selama perang. (REUTERS/Mahmoud Issa)

Seorang warga Palestina membawa air di tengah gencatan senjata antara Israel dan Hamas, di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara, 4 Februari 2025. (REUTERS/Mahmoud Issa)

Orang-orang terlihat mengantre dengan jerigen setelah berjalan jauh, untuk mendapatkan air dari salah satu dari lima sumur yang masih berfungsi. (REUTERS/Mahmoud Issa)

Seorang warga Palestina membawa air di tengah gencatan senjata antara Israel dan Hamas, di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara, 4 Februari 2025. (REUTERS/Mahmoud Issa)

Sebelum 7 Oktober, terdapat 30 sumur besar yang masing-masing mampu memproduksi 100 meter kubik air per jam. Namun, sekitar 25 sumur rusak selama perang, sehingga hanya lima sumur yang tersisa, kata seorang teknisi air distrik kepada Reuters. (Tangkapan Layar Video Reuters/)

Seorang warga Palestina membawa air di tengah gencatan senjata antara Israel dan Hamas, di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara, 4 Februari 2025. (REUTERS/Mahmoud Issa)

Banyak warga Palestina terpaksa menggali sumur darurat yang terendam, untuk memperoleh air minum dan kebersihan pribadi, di tengah reruntuhan bangunan dan puing-puing. (Tangkapan Layar Video Reuters/)

Seorang warga Palestina membawa air di tengah gencatan senjata antara Israel dan Hamas, di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara, 4 Februari 2025. (REUTERS/Mahmoud Issa)

Namun, upaya ini berisiko merusak cadangan air tanah akibat rendahnya curah hujan, tingginya penarikan air dari reservoir, serta potensi dampak negatif terhadap kesehatan dan lingkungan. (REUTERS/Mahmoud Issa)

Seorang warga Palestina membawa air di tengah gencatan senjata antara Israel dan Hamas, di kamp pengungsi Jabalia di Jalur Gaza utara, 4 Februari 2025. (REUTERS/Mahmoud Issa)

Pembaruan dari kantor kemanusiaan PBB pada Januari menunjukkan bahwa kurang dari seperempat persediaan air sebelum perang tersedia bagi warga Palestina. (REUTERS/Mahmoud Issa)


Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|