Geger "Kudeta" di Negara NATO, Ribuan Orang Demo

3 weeks ago 12

Jakarta, CNBC Indonesia - Puluhan ribu orang turun dilaporkan ke jalan di kota Bukares, Rumania pada Minggu (12/1/2025) untuk memprotes pembatalan pemilihan presiden oleh Mahkamah Konstitusi (MK). Rumania sendiri adalah salah satu anggota negara NATO.

Unjuk rasa terjadi setelah pengadilan menganulir hasil putaran pertama pemilu pada Desember 2024, setelah kandidat independen Calin Georgescu mengungguli semua kandidat lainnya. Video yang beredar di media sosial menunjukkan demonstran menentang "kudeta hasil pemilu itu" di Bukares, membunyikan klakson dan melambaikan bendera Rumania, serta meneriakkan "kebebasan" dan "adakan kembali putaran kedua".

Beberapa terlihat membawa potret Georgescu. Sementara yang lainnya membawa plakat bertuliskan slogan "Demokrasi bukanlah pilihan" dan "Kami menginginkan pemilihan umum yang bebas".

Lebih dari 100.000 orang ikut serta dalam protes tersebut. Namun polisi telah memperkirakan jumlah sebenarnya jauh lebih rendah.

"Kami memprotes 'kudeta' yang terjadi pada 6 Desember," kata pemimpin Aliansi untuk Persatuan Rumania, George Simion, kepada wartawan selama acara tersebut, dikutip laman RT, Selasa (14/1/2025).

"Kami menyesalkan bahwa kami baru menyadari bahwa kami hidup dalam kebohongan dan bahwa kami dipimpin oleh orang-orang yang mengaku demokrat, tetapi sebenarnya tidak," katanya.

"Kami menuntut kembalinya demokrasi melalui dimulainya kembali pemilihan umum, dimulai dengan putaran kedua."

Selama putaran pertama pemungutan suara pada November 2024, Georgescu memperoleh 22,94% suara, mengalahkan kandidat sayap kiri liberal Elena Lasconi, yang memperoleh 19,18%. Namun pengadilan menganulir kemenangan Georgescu menjelang pemungutan suara putaran kedua, dengan mengutip klausul dalam undang-undang negara yang menekankan perlunya memastikan kebenaran dan legalitas pemilihan umum, dengan peradilan mengumumkan bahwa pemilihan umum akan dilakukan kembali di kemudian hari.

Georgescu menegaskan bahwa kekuatan rakyat adalah dasar bagi negara demokrasi dan pihak berwenang wajib menghormati hasil pemungutan suara nasional. Ia mengatakan Pemerintah Rumania saat ini takut kehilangan kekuasaan.

Ada Campur Tangan Rusia

Pembatalan itu terjadi di tengah tuduhan bahwa Rusia telah membantu kampanye Georgescu. Namun hal ini dibantah oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova.

Georgescu sendiri sempat mengklaim bahwa NATO menggunakan Rumania sebagai "pintu untuk perang," yang bertujuan untuk melancarkan serangan besar ke Rusia. Ia telah menyuarakan kekhawatirannya atas penumpukan militer di Pangkalan Udara Mihail Kogalniceanu (MK), fasilitas NATO terbesar di dekat Laut Hitam.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video : Nato Gunakan Rumania Sebagai Pintu Perang

Next Article Drone Rusia Masuki Wilayah 2 Negara NATO, Situasi Memanas

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|