Harga Minyak Mulai Beranjak Naik, Ada Pengaruh AS dan China

1 week ago 17

8000 hoki List ID situs Slot Maxwin Singapore Terpercaya Mudah Menang Banyak

hoki kilat online Akun web Slots Gacor Myanmar Terkini Mudah Lancar Jackpot Banyak

1000hoki.com Platform website Slot Maxwin Cambodia Terbaik Gampang Menang Terus

5000 Hoki Online List Agen web Slot Maxwin Vietnam Terkini Gampang Lancar Menang Full Online

7000hoki Akun situs Slots Maxwin Philippines Terbaru Sering Jackpot Online

9000 hoki Login situs Slot Gacor Myanmar Terpercaya Pasti Menang Banyak

List ID Slots Maxwin server China Terkini Mudah Lancar Menang Online

Idagent138 login Id Slot Anti Rungkat Online

Luckygaming138 login Slot Game

Adugaming login Id Slot Terpercaya

kiss69 Daftar Akun Slot Game Online

Agent188 Id Slot Terpercaya

Moto128 login Akun Slot Terbaik

Betplay138 Daftar Slot Gacor Terbaik

Letsbet77 Daftar Akun Slot Anti Rungkat Terbaik

Portbet88 login Slot Anti Rungkat Terpercaya

Jfgaming Daftar Slot Anti Rungkat Terbaik

Mg138 Akun Slot Anti Rungkad Online

Adagaming168 login Slot Gacor

Kingbet189 Daftar Id Slot Anti Rungkat Terbaik

Summer138 login Slot Gacor Online

Evorabid77 login Slot Anti Rungkat Terpercaya

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak dunia bergerak naik tipis pada perdagangan Selasa pagi (16/4/2025), terdorong kombinasi sentimen dari Amerika Serikat dan China, di tengah kekhawatiran pasar akan potensi pengetatan pasokan global.

Minyak Brent kontrak Juni 2025 ditutup naik 0,15% ke US$64,96 per barel pada perdagangan Senin (15/4/2025), setelah sempat menyentuh level tertinggi harian US$65,21. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) kontrak Mei 2025 juga naik ke US$61,63 per barel dari penutupan sebelumnya US$61,53.

Kenaikan ini ditopang oleh kabar bahwa Presiden AS Donald Trump tengah mempertimbangkan pelonggaran tarif impor mobil dan suku cadang dari Meksiko, Kanada, dan beberapa negara lain. Langkah ini dinilai mampu meredakan ketegangan dagang global, yang selama ini menjadi salah satu penghambat permintaan energi.

Tak hanya itu, sentimen positif juga datang dari China. Negeri Tirai Bambu mencatatkan lonjakan impor minyak mentah sebesar hampir 5% secara tahunan (year-on-year) pada Maret 2025, memberikan sinyal pemulihan permintaan di negara konsumen energi terbesar kedua di dunia tersebut.

Namun, pasar juga dibayangi oleh ketidakpastian arah kebijakan perdagangan AS yang berubah-ubah. Pemerintahan Trump dalam beberapa hari terakhir memang terkesan agresif dengan ancaman tarif baru atas semikonduktor. Meski demikian, kebijakan pengecualian tarif atas produk elektronik seperti ponsel dan laptop dari China sempat memberi angin segar pada awal pekan ini.

Di sisi suplai, laporan dari Reuters menunjukkan bahwa produksi minyak Kazakhstan mengalami penurunan 3% dalam dua pekan pertama April dibandingkan rata-rata Maret. Meski begitu, angka produksi negara tersebut masih di atas batas kuota OPEC+.

OPEC sendiri pada awal pekan memotong proyeksi permintaan minyak global untuk pertama kalinya sejak Desember, menambah kekhawatiran bahwa ketegangan geopolitik dan ketidakpastian ekonomi dapat menekan pasar minyak dalam jangka pendek.

CNBC Indonesia


(emb/emb)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Harga Komoditas Jeblok, Begini Nasib Saham Minyak

Next Article Harga Minyak Rebound, WTI Hampir Sentuh US$73 per Barel

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|