Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan perang di Ukraina semakin meningkat setelah sebuah drone Rusia menghantam struktur pelindung radiasi di pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl, Jumat (14/2/2025).
Terkait insiden tersebut, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menegaskan bahwa "radiasi tetap berada dalam tingkat normal."
"Malam tadi, sebuah drone serangan Rusia dengan hulu ledak berdaya ledak tinggi menghantam penutup yang melindungi dunia dari radiasi di unit ke-4 yang hancur di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl," tulis Zelensky dalam unggahan di media sosialnya, dilansir AFP.
Serangan ini terjadi beberapa jam sebelum pertemuan Zelensky dengan Wakil Presiden AS JD Vance di Jerman, di mana Ukraina akan kembali menyampaikan urgensi bantuan internasional dalam menghadapi invasi Rusia.
Serangan terjadi sekitar pukul 02:02 pagi waktu setempat, menurut rekaman CCTV yang dirilis oleh Zelensky. Dalam video tersebut, tampak sebuah ledakan terjadi di sisi bangunan pelindung Chernobyl, diikuti dengan kebakaran kecil dan lubang yang menganga di atap struktur pelindung.
Petugas pemadam kebakaran segera dikerahkan untuk memadamkan api menggunakan selang dari dalam kubah pelindung. Meski terjadi ledakan, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) memastikan bahwa "tingkat radiasi di dalam dan luar area tetap stabil dan normal."
Masa Depan Perang Ukraina
Serangan ke Chernobyl merupakan bagian dari serangan udara skala besar Rusia yang menargetkan wilayah utara Ukraina pada malam yang sama. Angkatan Udara Ukraina melaporkan bahwa Rusia telah meluncurkan lebih dari 100 drone, termasuk drone serangan ke berbagai lokasi di Ukraina.
"Satu-satunya negara di dunia yang menyerang situs semacam ini, menduduki pembangkit listrik tenaga nuklir, dan berperang tanpa memedulikan konsekuensi adalah Rusia saat ini," tegas Zelensky.
Sementara itu, Kremlin mengatakan pada militernya tidak menyerang infrastruktur nuklir Ukraina.
"Tidak ada pertanyaan tentang serangan apapun terhadap lokasi infrastruktur nuklir tersebut. Klaim apapun bahwa ini adalah kasusnya tidak sesuai dengan kenyataan. Militer Rusia tidak melakukan ini," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov, setelah menyatakan bahwa ia tidak memiliki "informasi pasti" tentang serangan yang dilaporkan di Chernobyl.
Adapun Chernobyl bukan sekadar pembangkit listrik biasa. Pada 1986, salah satu reaktornya meledak dalam uji keselamatan yang gagal, memicu bencana nuklir terburuk dalam sejarah dunia.
Radiasi dari ledakan tersebut menyebar ke sebagian besar Eropa, memaksa puluhan ribu orang mengungsi dan meninggalkan zona terkontaminasi hingga sekarang.
Pada 2016, sebuah kubah logam raksasa senilai 2,1 miliar euro didirikan di atas reaktor yang hancur untuk mencegah kebocoran radiasi di masa depan. Struktur inilah yang dihantam oleh drone Rusia dalam serangan terbaru ini.
Serangan terhadap situs nuklir ini menambah urgensi dalam serangkaian pertemuan penting di Munich Security Conference, di mana Zelensky dijadwalkan bertemu Wakil Presiden AS JD Vance untuk membahas masa depan perang dan upaya perdamaian.
Serangan ini juga terjadi hanya beberapa hari setelah Presiden AS Donald Trump mengejutkan sekutu Eropa dengan melakukan panggilan telepon panjang dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan mengumumkan bahwa mereka telah sepakat untuk segera memulai pembicaraan damai terkait perang Ukraina.
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Trump Telpon Putin & Zelenskyy Ajak Akhiri Perang Rusia-Ukraina
Next Article Zelensky Sebut "Rencana Kemenangan" Sudah Siap, Putin Kepepet?