Jakarta, CNBC Indonesia — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada awal pekan, Senin (17/2/2025), melesat 1,6% ke level 6.740 terkerek saham bank jumbo.
Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia pada pukul 10.15 WIB, saham BBRI naik 2,59% ke level Rp 3.960. Lalu BMRI 4,88% ke Rp 5.375 dan BBNI naik 2,75% ke Rp 4.490. Selain itu, saham perbankan syariah BRIS juga terpantau naik 0,67% ke Rp 3.000.
Kenaikan tersebut seiring dengan rencana bank-bank jumbo di Tanah Air akan mengadakan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada bulan depan. Dalam rapat tersebut akan diumumkan besaran dividen dari laba tahun buku 2024.
Sebelumnya, Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan bahwa rasio pembagian dividen tahun buku 2024 bank pelat merah itu diharapkan berada di kisaran 80% hingga 85%. Menurutnya, BRI memiliki permodalan yang sangat lebih dari cukup untuk membagikan dividen jumbo. Posisi rasio kecukupan modal (CAR) bank di level 26%.
Terpisah, Direktur Utama BNI Royke Tumilaar memperkirakan rasio pembagian dividen dari laba tahun buku 2024 akan berada pada rentang 55% hingga 60%.
Persentase itu lebih tinggi jika dibandingkan realisasi rasio dividen tahun 2023 sebesar 50% dari total laba bersih atau senilai Rp10,45 triliun. Namun, Royke juga menegaskan bahwa keputusan akhir terkait besaran dividen berada di mejaRUPS.
Sementara itu, Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri Sigit Prastowo mengatakan bahwa dividend payout ratio atau rasio dividen dalam 5 tahun terakhir dijaga pada level 60%. "Ini sesuai arahan Kementerian BUMN sebagai pemegang saham utama," katanya.
Pada kesempatan berbeda, Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi juga mengatakan bahwa setidaknya rasio dividen dari laba tahun buku 2024 akan serupa dengan dividen laba tahun buku 2023. "Nggak ada perubahan. Kinerja Mandiri bagus, jadi paling tidak sama dengan tahun lalu untuk rasionya," ujarnya.
Selain menjelang pengumuman dividen, saham bank jumbo juga terkerek seiring dengan rencana pembelian saham kembali atau buyback. BBRI, BMRI dan BBNI, masing-masing akan melaksanakan buyback dengan nilai, masing-masing, Rp3 triliun, Rp 1,7 triliun, dan Rp905 miliar.
Adapun pergerakan pasar keuangan Tanah Air pada sepanjang pekan ini akan lebih banyak dipengaruhi oleh sentimen dari dalam negeri, mulai dari penantian data neraca dagang, suku bunga Bank Indonesia (BI), sampai pertumbuhan kredit perbankan.
Sementara dari eksternal, perhatian pasar akan tertuju pada risalah the Fed terbaru yang potensi bisa lebih hawkish.
(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini: