Pertemuan Jambore Nasional Anggota Juang Kencana di Balai Kota Jogja pada Rabu (8/10/2025). - Pemkot/Jogja.
Harianjogja.com, JOGJA—Kurikulum nasional bagi sekolah lansia sangat dibutuhkan untuk menunjang peningkatan kualitas hidup lansia. Melalui berbagai sumber daya, lansia didorong untuk mandiri dan berdaya dalam berbagai kegiatan.
Wali Kota Jogja, Hasto Wardoyo mengatakan kehadiran sekolah lansia diperlukan untuk meningkatkan kualitas hidup lansia agar tetap sehat, aktif, dan produktif di usia senjanya. Menurutnya dalam konsep pengembangan lansia, ada empat kategori lansia berdasarkan kondisi kesehatan dan kemampuan ekonomi.
“Pertama, lansia yang sehat dan punya modal, kedua [lansia] yang sehat tetapi tidak punya modal, ketiga [lansia] yang tidak sehat tapi punya modal, dan keempat [lansia] yang tidak sehat dan tidak punya modal. [Lansia tipe keempat] Yang terakhir ini perlu mendapat perhatian lebih karena rentan menjadi beban bagi orang lain,” katanya dalam pertemuan Jambore Nasional Anggota Juang Kencana di Balai Kota Jogja pada Rabu (8/10/2025).
Hasto berharap melalui sekolah lansia, para peserta dapat mempelajari berbagai hal penting seperti menjaga kesehatan, memperkuat hubungan keluarga, hingga memahami aspek sosial dan psikologis lansia. Hal tersebut menurutnya akan berpengaruh pula pada kesejahteraan emosional para lansia.
“Masalah keharmonisan keluarga, kesehatan, bahkan seksualitas itu juga penting dibicarakan. Banyak lansia yang kesepian atau depresi karena ditinggalkan anaknya. Sekolah lansia bisa menjadi wadah untuk mengatasi hal-hal seperti ini,” katanya.
Ketua Umum Juang Kencana Sudibyo Alimoeso menuturkan pihaknya terus berupaya menggerakkan para lansia agar tetap berdaya dan mandiri. Pendekatan dari lansia untuk lansia merupakan cara terbaik untuk memahami kebutuhan dan potensi yang dimiliki kelompok usia tersebut.
“Lansia berdaya berarti lansia yang memahami kondisi dan kemampuannya sendiri. Karena yang paling tahu masalah lansia adalah mereka sendiri. Kami ingin membantu agar mereka bisa tetap aktif dan bermanfaat bagi lingkungan,” katanya.
Ia menambahkan saat ini ada program prioritas baru Lansia Berdaya yang sejalan dengan semangat Juang Kencana untuk terus berperan meski telah memasuki masa pensiun. Menurutnya untuk mewujudkan lansia berdaya dibutuhkan tiga unsur utama, yaitu sehat fisik, sehat mental, dan sehat sosial. Banyak lansia secara fisik sehat namun menarik diri dari pergaulan sosial karena minder.
Tertinggi di Indonesia
Jumlah lansia di Indonesia kini telah mencapai sekitar 12 persen atau 30 juta jiwa, dan angka ini akan terus meningkat. Di Kota Jogja proporsinya mencapai 16,8 persen, tertinggi di Indonesia. “Kalau tidak produktif dan tidak sehat, bebannya berat bagi keluarga maupun pemerintah. Lansia harus didorong agar tetap berdaya dan bisa menularkan pengalamannya,” ujarnya.
Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X yang hadir dalam kegiatan tersebut mengatakan, acara Juang Kencana menjadi bukti nyata pengabdian kepada bangsa dan masyarakat tidak berhenti hanya karena masa bakti formal telah usai. Jambore ini tentu menjadi ajang mempererat jalinan silaturahmi antaranggota Juang Kencana, sekaligus ruang untuk berbagi pengalaman, pengetahuan dan inspirasi.
Pensiunan para anggota Juang Kencana diharapkan tetap menunjukkan komitmen untuk terus berperan aktif dalam mengedukasi masyarakat. Ia mendorong untuk terus menyebarkan informasi tentang pentingnya keluarga berencana, pembangunan keluarga berkualitas, serta mendukung keberhasilan Program Bangga Kencana.
"Kami berharap para peserta jambore nasional kali ini dapat menikmati keindahan alam DIY, merasakan keramahan masyarakatnya, mengenal keragaman budayanya, serta mencicipi kekayaan kulinernya. Selamat mengikuti Jambore, dan dengan semangat pengabdian tanpa batas, mari bersama-sama kita wujudkan lansia yang berdaya, sehat, bahagia, dan tetap berkontribusi dalam pembangunan masyarakat,” kata Sri Paduka membacakan sambutan Gubernur DIY.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News