Indonesia Rugi Punya Banyak Youtuber TikToker, Ini Alasannya

6 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Banyaknya pembuat konten seperti Youtuber atau Tiktoker ternyata tidak menguntungkan untuk Indonesia. Sebaliknya ini menguntungkan bagi platform YouTube dan Tiktok itu sendiri.

Hal ini sempat diungkapkan Wishnutama, pelaku industri kreatif yang pernah menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dia mengatakan platform tersebut memiliki banyak pembuat konten yang juga menambah keuntungannya sendiri.

Menurutnya, ada kesalahan membaca data ekonomi digital. Seringkali kita mendengar pihak yang membanggakan banyaknya pembuat konten.

Karena yang terjadi sebaliknya, banyaknya jumlah content creator itu sebenarnya merugikan potensi pendapatan iklan bagi masyarakat, karena kompetisi content creator yang bertambah secara jumlah.

"Banyak yang datang ke kita, bilang bagus, karena mereka sudah punya jutaan konten kreator. Itu hanya buat konten kreator baru, dia yang untung, pembaginya makin banyak. Sizenya tetap sama, digital adex [iklan digital] cuma segitu," kata Wishnutama pada 2023 lalu.

Hal serupa juga terjadi pada sektor e-commerce. Penambahan UMKM pun tidak berdampak besar pada perekonomian sebab hanya memindahkan dari yang biasanya dilakukan di dunia nyata sekarang melalui internet.

"Bertambah jualan di platform ecommerce tidak menciptakan ekonomi baru. Adanya pembagi baru, karena size [ekonomi] tidak lebih besar," katanya.

Habiskan duit di TikTok

TikTok menjadi raja media sosial baru di Indonesia. Tak hanya soal popularitas, TikTok juga tercatat sebagai media sosial yang membukukan transaksi di dalam aplikasi terbesar di RI sepanjang 2024.

Laporan tahunan dari Sensor Tower yang bertajuk State of Mobile 2025 menempatkan TikTok sebagai aplikasi media sosial paling populer di RI dalam hal jumlah download. Perincian jumlah download TikTok tidak diberikan dalam laporan itu. Namun, secara total, jumlah download aplikasi media sosial di RI sepanjang 2024 mencapai 367 juta kali.

Media sosial adalah kategori aplikasi dengan jumlah download terbanyak, diikuti oleh kategori aplikasi nada dering sebanyak 195 juta kali dan aplikasi streaming film sebanyak 180 juta kali.

Aplikasi media sosial juga tercatat sebagai kategori dengan jumlah pembelian di dalam aplikasi (in-app purchase) terbesar di RI. Sepanjang 2024, nilai transaksi di dalam aplikasi media sosial di RI mencapai US$ 212 juta (Rp 3,46 triliun) dengan pertumbuhan tahunan nyaris 2 kali lipat.

TikTok adalah aplikasi nomor satu dalam hal transaksi di dalam aplikasi. Sumber uang terbesar TikTok adalah fitur pembelian stiker yang kemudian bisa diberikan kepada kreator sebagai tip.

Kategori aplikasi dengan nilai pembelian di dalam aplikasi terbesar kedua adalah aplikasi streaming film dan TV. Nilai transaksi warga RI di kategori aplikasi ini mencapai US$ 119 juta (Rp 1,94 triliun) dengan Vidio sebagai aplikasi dengan nilai transaksi terbesar.

Menurut Sensor Tower, Indonesia adalah negara dengan jumlah download aplikasi nomor 4 secara global. Warga RI men-download aplikasi sebanyak 7,79 miliar kali sepanjang 2024. Tiga negara dengan jumlah download terbanyak di atas RI adalah India, Amerika Serikat, dan Brasil.

Jumlah download di RI masih tumbuh meskipun secara global warga dunia mendownload lebih sedikit aplikasi setelah memuncak pada 2020 selama pandemi Covid-19. Pada 2023, jumlah download aplikasi di RI mencapai 7,17 miliar kali.


(dem/dem)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Setelah Dilarang, Tiktok Kini Bisa Diakses Lagi di AS

Next Article Anda Terpantau Google 24 Jam, Begini Cara Agar Tak Dilacak

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|