Inflasi Jepang Turun Terendah 2,7%, Beras Tak Buat Pening Lagi?

2 hours ago 10

Jakarta, CNBC Indonesia- Laju inflasi inti Jepang turun ke level terendah sejak November 2024. Dari data Kementerian Dalam Negeri dan Komunikasi, Jumat (19/9/2025), inflasi Agustus mencapai 2,7%, dari sebelumnya 3,1% di Juli, dan menandai penurunan selama tiga bulan berturut-turut.

Inflasi inti di Jepang, tidak termasuk harga makanan segar. Angka terbaru sejalan dengan perkiraan para ekonom yang disurvei Reuters.

Harga listrik turun jauh lebih tajam (-7,0% di Agustus vs -0,7% di Juli) karena subsidi pemerintah. Sementara harga gas turun setelah sebelumnya stagnan.

Biaya pendidikan juga terus turun (-5,6% vs -5,6%). Sementara itu, pertumbuhan harga melambat untuk barang-barang rumah tangga (2,0% vs 2,5%), layanan kesehatan (1,3% vs 1,5%), dan rekreasi (2,3% vs 2,6%).

Inflasi meningkat untuk perumahan (1,1% vs 1,0%), sandang (2,9% vs 2,8%), transportasi (3,0% vs 2,6%), komunikasi (7,0% vs 6,4%), dan barang lain-lain (1,3% vs 1,2%). Di sisi pangan, harga naik 7,2%, mereda dari puncak lima bulan di bulan Juli sebesar 7,6%, didorong oleh kenaikan harga beras meski merupakan yang terkecil dalam delapan bulan terakhir.

Inflasi inti juga berada di angka 2,7%, sesuai dengan konsensus pasar dan mencapai titik terendah dalam sembilan bulan. Secara bulanan, IHK naik tipis 0,1%, bertahan stabil selama tiga bulan berturut-turut.

Angka inflasi ini muncul menjelang pengumuman keputusan suku bunga oleh bank sentral Jepang, Bank of Japan (BOJ) pada Jumat malam. Jajak pendapat Reuters terhadap para ekonom memperkirakan BOJ akan mempertahankan suku bunga acuannya di 0,5%.

Mengutip CNBC International, analis HSBC misalnya, menyetujui konsensus tersebut, tetapi memperkirakan BOJ akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada pertemuan bulan Oktober. Para analis mengatakan bahwa para pejabat BOJ sedang mencari tanda-tanda ketahanan ekonomi.

"Kami yakin bahwa data PDB kuartal kedua, yang melampaui ekspektasi pasar, telah menunjukkan hasil yang memuaskan," ujarnya.

PDB Jepang pada kuartal-II (q2) 2025 melampaui ekspektasi, mencatat pertumbuhan 0,3% secara kuartalan. Sebagian besar disebabkan oleh ketahanan ekspor.

Pertumbuhan ini dibandingkan dengan revisi pertumbuhan 0,1% yang terlihat pada kuartal-I (q1), dan lebih tinggi dari kenaikan 0,1% yang diperkirakan oleh para ekonom yang disurvei oleh Reuters.

Lebih lanjut, dengan kesepakatan perdagangan AS yang telah difinalisasi, para eksportir Jepang mendapatkan sedikit kelegaan dari risiko tarif yang lebih tinggi, meskipun analis memperingatkan bahwa perlambatan perdagangan global masih dapat berdampak pada mereka.


(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Nissan Berencana PHK 10.000 Orang, Sahamnya Malah Terbang Tinggi

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|