Ini Penyebab IHSG Longsor 2% Pada Pagi Ini

3 months ago 39

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) jatuh hingga 2% pada perdagangan hari ini, Adanya ketidakpastian global menjadi penyebab IHSG yang saat ini menyentuh level 6.600-an.

Berdasarkan data Refinitiv pada perdagangan Senin (20/2/2025) pukul 10.40 WIB IHSG tercatat di 6.605,74, anjlok 2,04% dari posisi penutupan sebelumnya.

Menurut para analis pasar saham, penyebab utama dari kejatuhan IHSG adalah kekhawatiran mengenai kebijakan tarif Donald Trump dan sikap bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve atau The Fed yang diperkirakan akan semakin hati-hati setelah rilis data tenaga kerja.

Aqil Triyadi, Research Analyst PT Panin Sekuritas Tbk mengatakan kebijakan Donald Trump soal tarif dan data tenaga kerja AS yang kuat masih akan jadi pemberat IHSG.

" Kekhawatiran akan tensi tariff dagang yang meningkat; setelah Presiden Trump akan memberikan tarif impor baja dan aluminium sebesar 25% dan data tenaga kerja di US yang kuat mendorong The Fed ke depan untuk mempertahankan suku bunga nya," ungkap Awil kepada CNBC Indonesia, Senin (10/2/2025).

"(Kemudian) yield obligasi AS 10 tahun terjadi kenaikan dan outflow asing masih akan menjadi pemberat," sambungnya.

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani juga memandang rilis data tenaga kerja AS jadi biang keladi ambruknya IHSG hari ini.

"Terlihat kemarin Jumat malam (tgl 7 Februari malam) rilis data lapangan kerja AS cukup kuat sehingga data tingkat pengangguran lebih baik dibandingkan perkiraan pasar (4% asli untuk bulan Januari 2025 vs 4,1% rata-rata perkiraan pasar), Selain itu terlihat dari data pertumbuhan rata-rata upah juga diatas perkiraan pasar" ungkap Arjun kepada CNBC Indonesia, Senin (10/2/2025).

Arjun menilai data tenaga kerja yang kuat membuat proyeksi terkait potensi pemangkasan suku bunga The FED (FFR) tidak se-optimis sebelumnya.

"berdasarkan CME Fed Watch Tool (fed fund futures) hanya akan ada potensi pemangkasan FFR 1 kali sebesar (0,25% atau 25 bps) sebelum akhir tahun 2025. Pekan lalu proyeksinya pemangkasan FFR masih cenderung ke 2 kali pemangkasan (sebesar 0,5% atau 50 bps)," ucap Arjun.

Menurut Arjun, proyeksi The Fed tersebut mengakibatkan volatilitas di pasar sehingga IHSG jeblok pasca pembukaan hari ini.

Hal ini ditambah ketidakpastian mengenai kebijakan tarif global akibat kebijakan pemerintahan Trump 2.0 juga membuat pasar gejolak.


(ayh/ayh)

Saksikan video di bawah ini:

Video:Gebrakan Pasar Modal 2025,Perkuat Emiten-Tambah Produk Investasi

Next Article Menguat! Potret Bursa Saham di Hari Pertama Prabowo-Gibran

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|