Jakarta, CNBC Indonesia - Penelitian terbaru menemukan fakta bahwa permukaan inti dalam Bumi mengalami perubahan bentuk.
Penelitian yang dipublikasikan pada 10 Februari di jurnal Nature ini mengamati gelombang gempa bumi yang telah melewati tepi inti bagian dalam, sedalam 5.150 kilometer.
Penelitian ini menunjukkan bahwa, bahkan ketika inti telah berotasi ke posisi yang diamati sebelumnya, sering kali terdapat perbedaan yang tidak kentara.
Perbedaan-perbedaan ini menunjukkan bahwa permukaan inti bagian dalam, meskipun padat, bisa sangat mudah berubah dalam waktu singkat.
"Hal yang paling mungkin terjadi adalah aliran di inti luar mengaduk-aduk inti dalam yang terluar dan mengubah topografinya," kata John Vidale, ketua penelitian dan ahli seismologi di University of Southern California Dornsife, dikutip dari alive Science, Kamis (13/2/2025).
Inti luar Bumi adalah logam cair, sebagian besar besi dan nikel. Inti ini melindungi inti dalam yang padat, yang juga sebagian besar terdiri dari besi dan nikel.
Setiap tahun, sedikit cairan inti luar mengkristal dan menambah inti dalam yang padat, yang tumbuh dengan kecepatan sekitar satu milimeter per tahun.
Di perbatasan antara inti luar dan inti dalam, inti dalam melayang tepat di titik lelehnya. Ia berbentuk padat, tapi tidak kaku. Mungkin itulah sebabnya mengapa dalam studi baru, bentuknya tampak sedikit melebar, meskipun mencari tahu dimensi yang tepat dari perubahan bentuknya adalah sebuah tantangan.
"Kami menduga gerakannya bisa mencapai ratusan meter, mungkin satu atau dua kilometer," Vidale. "Dan kami tidak tahu seberapa luas. Bisa jadi ratusan kilometer," imbuhnya.
Dalam penelitian sebelumnya yang ditulis bersama oleh Vidale, ia dan para kolaboratornya menemukan bahwa inti bagian dalam Bumi tidak berputar dengan kecepatan yang konsisten.
Inti Bumi berputar lebih cepat daripada bagian lain dari planet ini sampai sekitar tahun 2010, ketika ia mulai melambat. Sekarang, kata dia, rotasi inti Bumi tertinggal dari rotasi Bumi lainnya.
Dari penelitian tersebut, para ilmuwan bisa mengetahui kapan titik yang sama pada inti melewati titik yang sama di Bumi antara tahun 1991 dan 2023.
Untuk mengukur inti, mereka menggunakan pasangan gempa bumi yang berasal dari tempat yang sama di Kepulauan Sandwich Selatan, di Samudra Atlantik Selatan, dan menghasilkan gelombang yang menjalar melalui inti sebelum ditangkap oleh penerima di Amerika Selatan dan Utara.
(dem/dem)
Saksikan video di bawah ini:
Tarik Investor Raksasa Data Center, RI Bisa Contek Malaysia-Thailand
Next Article Lempeng Bumi yang Dikira Musnah Ditemukan di Bawah Kalimantan